Sebagai penulis sekaligus penerjemah yang bekerja di kantor, saya sangat merasakan dampak positif olahraga. Manfaat olahraga sebagai hiburan pekerja kantoran seperti saya itu sangat besar meski tidak ke gym.
Sebelum masuk ke dalam manfaat nyata yang sudah saya rasakan, inilah beberapa kejadian jelek yang pernah saya alami karena malas olahraga. Jadi, dalam artikel ini, kamu bisa tahu cerita yang sebenarnya dari saya.
Tumbang Akibat Kemalasan
Beberapa tahun lalu, saya mengalami kejadian yang tidak akan pernah saya lupakan. Seperti biasa, malam sebelum saya mengalami kejadian apes di pagi harinya, saya mengerjakan artikel pesanan klien dengan gembira.
Di pagi hingga sore hari, saya berkutat dengan naskah bahasa Jepang dan mendampingi rekan Jepang selama bekerja di lapangan. Karena saya punya waktu luang yang berlimpah setelah pulang kerja, tentu saya gunakan untuk mendalami passion menulis.
Hampir tiap tahun saya mengikuti kontes menulis. Alhasil, per akhir tahun 2024 lalu, total buku solo yang saya terbitkan mencapai 27 judul. Saya jua membagi aktivitas menulis menjadi dua hal, yaitu menulis untuk passion dan menambah cuan.
Awal Mula Sebelum Tumbang
Menulis buku menjadi sebuah aktivitas yang saya lakukan sungguh-sungguh untuk menuangkan imajinasi dan idealisme saya. Lolos seleksi atau kalah di kompetisi menjadi pengalaman berharga agar saya bisa memperbaiki tulisan saya di dalam buku. Namun, saya juga menulis untuk cuan. Jadi, saya menjadi content writer untuk banyak klien.
Karena sibuk menulis, saya semakin lupa dengan olahraga. Padahal, ketika kuliah, saya rajin jogging seminggu tiga kali. Semenjak kerja, semuanya terlupakan. Saya hanya menjaga porsi makan sehingga syukurlah saya tidak pernah sampai obesitas dan berat badan selalu ideal.
Mimpi Buruk Itu Datang
Setelah sibuk menulis, saya tidur karena kelelahan. Paginya, saya menjerit tertahan karena tangan kiri saya dari pangkal lengan sampai telapak tidak bisa digerakkan. Untuk menekuk siku saja setengah mati rasanya sampai menangis.
Pinggang kiri saya juga nyeri. Saat itu saya minta izin cuti sakit. Saya yang masih bertarung dengan GERD dan radang sinusitis saat itu (sekarang sudah sembuh), sungguh pusing. Takut saja kalau tubuh saya ada apa-apa padahal hari sebelumnya tidak masalah.
Setelah pergi ke dokter spesialis ortopedi, ternyata jawabannya tidak ada masalah pada tulang, tetapi ada cedera pada otot. Indikasinya karena kelelahan akut dan kurang olahraga. Sebenarnya, secara mental, saya juga mengalami burnout. Dokter menyarankan agar saya mulai rajin berolahraga atau nantinya cedera ini bisa menganggu hidup saya.
Olahraga Tidak Hanya Sekadar Hiburan
Bagaimana dengan saya sekarang? Wah, jangan ditanya. GERD dan sinusitis saya sembuh total. Tentu, saya tetap menjaga pola makan, istirahat, dan olahraga agar tidak kambuh lagi. Seperti apa olahraga mengubah hidup saya?
Menemukan Manfaat dari Olahraga Singkat
Saya adalah orang yang mudah jenuh. Makanya, ketika menulis pun saya suka menggunakan alarm agar terasa seru. Aktivitas dengan metode Pomodoro sudah tidak asing saya lakukan.
Olahraga itu aktivitas monoton. Namun, saya sadar kalau tidak mau cedera seperti sebelumnya, saya harus mematuhi anjuran dokter. Akhirnya, saya berselancar di kanal-kanal Youtube sampai menemukan banyak video olahraga yang bisa dilakukan dari 10-20 menit.
“Wah, ini seperti Pomodoro, nih,” pikir saya dengan semangat.
Akhirnya, saya mulai kecanduan melakukan brisk walk, zumba, belly dance, dan aerobik dengan waktu singkat. Saya berolahraga minimal dua kali sehari sebelum menulis dan sepulang dari kantor. Sekarang, kalau tidak berolahraga singkat seperti itu, saya merasa aneh. Hobi ini membuat saya terhibur ketika bosan menulis.
Badan Jadi Makin Oke
Tujuan awal saya berolahraga singkat hanyalah ingin sehat. Di hari kerja, saya berolahraga 10-15 menit dan di akhir pekan barulah saya bisa berolahraga sampai setengah jam atau satu jam.
Ini saya lakukan kebanyakan di rumah dan kos. Terkadang, saya dan orang tua pergi jalan kaki di luar rumah. Intinya, saya berolahraga tanpa pergi ke gym. Hasilnya tidak mengecewakan. Berat badan ideal saya terjaga, pinggang singset, dan otot perut bagian atas cukup terbentuk. Memang saya tidak sekurus para atlet, tetapi perubahan di tubuh ini sangat memuaskan.
Hobi saya makan cokelat dan kulineran, tetapi tidak sampai obesitas. Teman-teman saya pun mulai menanyakan resep wajah selalu ceria dan energi saya yang kelihatan menyala terus. Tips olahraga singkat ini pun saya bagikan dan mulai diikuti kawan-kawan lainnya.
Nah, itulah cerita saya tentang manfaat olahraga sebagai hiburan pekerja kantoran. Selama ada niat, tanpa pergi ke gym pun kita bisa sehat. Bagaimana denganmu?
Tidak ada komentar
Posting Komentar