Lima Jam Kulineran Kota Malang di Dua Lokasi




Malang sudah menjadi tempat jalan-jalan sendirian favorit di sela tanggal libur kecepit alias tanggal merah di sela hari kerja aktif. Hanya satu jam naik kereta dari Bangil atau satu jam setengah dari Sidoarjo, saya sudah bisa menikmati sepoi-sepoi sejuk kota Malang. Kulineran kota Malang memang sangat variatif. Kali ini saya ingin bercerita tentang dua lokasi yang baru saya kenal dan salah satunya sudah menjadi favorit. 


Walau minggu ini kantor saya memberlakukan cuti bersama sehingga hanya butuh masuk 3 hari kerja, saya hanya bisa ke Malang sebentar. Ya, tidak masalah, sih, asal bisa healing sejenak menikmati udara yang cukup lebih sejuk dibandingkan kawasan Bangil dan Sidoarjo. Jadi, saya hanya berkunjung di dua tempat saja untuk makan-makan ringan. 


Bubur Ayam Abah Odil yang Yahud

Pada liburan tanggal merah perayaan Maulid Nabi hari ini, saya memutuskan untuk mencoba alternatif sarapan selain Sego Sambel Cak Uut yang sering saya kunjungi. Nah, setelah browsing di internet, saya tertarik untuk mampir di Bubur Ayam Abah Odil. 


bubur ayam abah odil
Foto: pribadi

Bubur Ayam Abah Odil sudah berdiri sejak 2004. 

Menurut beberapa artikel yang saya baca, Abah Odil yang memiliki nama asli Ate Rushendy asalnya dari Tasikmalaya. Beliau merantau dan tinggal di kota Malang hingga bekerja sekitar dua dekade di Pasuruan hingga mencapai posisi sebagai kepala produksi. Setelah cukup lama berkarier dengan gaji mencukupi, Abah Odil ingin berganti haluan dan ingin lebih banyak beribadah. 


Puluhan kali pula usaha Abah Odil gagal hingga akhirnya ia mendapat saran dari keluarganya yang di Tasikmalaya untuk membuka bisnis bubur khas Tasik yang belum populer di Malang. Makanya, pada 2004, Abah Odil mulai usaha berdagang bubur ayam dengan gerobak. Sempat beliau merasa cemas dan tegang karena berjualan dengan gerobak bukanlah rencana awalnya. Singkat cerita, Abah Odil menemukan lapak untuk membuka warung bubur pertamanya. Kini Bubur Ayam Abah Odil sudah punya beberapa cabang di kota Malang. 


bubur ayam abah odil
Foto: pribadi


Cocok Banget Buat Sarapan Santai

Saya suka makan bubur ayam Jakarta di dekat tempat kerja yang lama. Makan bubur ayam di sini rasanya mirip-mirip sedikit dengan bubur ayam Jakarta. Saya memilih untuk datang di cabang Bubur Ayam Abah Odil yang ada di Ruko Griya Shanta Eksekutif, Jalan Soekarno-Hatta, Malang.


menu bubur ayam abah odil
Foto: pribadi

sejarah bubur ayam abah odil
Foto: pribadi



Bumbu dan potongan daging ayamnya enak sampai saya tidak menyisakan sama sekali. Oya, saya tim bubur diaduk jadi setelah mengaduk bumbu, kecap, dan saus, rasanya lezat sekali (fight me of you are Bubur Tidak Diaduk Team)😂. Tehnya disajikan tawar. Cocok juga di lidah saya dan ini ramah banget buat yang tidak suka makanan berat. Saya hampir setiap hari sarapan dengan sereal atau roti, jadi makan bubur ayam bisa jadi variasi. 


bubur ayam abah odil
Foto: pribadi


Memasuki kedai, saya melihat ada banyak pigura penghargaan dan potongan artikel tentang Bubur Ayam Abah Odil. Pembeli bubur lewat ojol juga silih berganti datang terus. Tempat makannya tidak ramai, tetapi ada saja pengunjung yang datang untuk sarapan. 



Tempat Nongkrong Favorit di ‘Momo Coffee and Bakery’

Teman-teman terdekat saya tahu kalau saya sedang kasmaran dengan kafe kecil ini. Saya menemukan tidak sengaja Momo Coffee and Bakery pada bulan Juli lalu saat sedang staycation di Malang dan Batu. Setelah lumayan capek berkeliling kawasan heritage Kajoetangan, Malang, saya mampir melepas lelah di kafe ini, 



momo coffee and bakery
Foto: pribadi


Menu Roti yang Membuat Jatuh Hati


Sebagai pecinta roti (ya, saya lumayan suka semua jenis masakan asal bukan daging), saya tidak menyangka kalau Momo ini punya olahan roti yang mantap banget di lidah saya. Akhirnya, saya terus berkunjung di tempat ini sampai tiga kali ketika ada waktu ke Malang. Menu terfavorit saya adalah pastel tutup.


Minuman cokelatnya juga lezat. Saya punya lambung sensitif akibat GERD dan sudah saya jaga lifestyle sehat dua tahunan ini, jadi saya tidak membeli kopi di Momo. Kopi adalah musuh utama lambung saya, bahkan makan permen kopi saja tidak bisa.


Momo coffee and bakery kajoetangan
Foto: pribadi

Foto: pastel tutup yang tengah kanan
(Pribadi)



Roti cokelat dan Korean Ginger Bread buatan Momo juga enak banget. Bahkan, ketika makan keesokan harinya untuk sarapan juga rotinya tidak mengeras sama sekali. Korean Ginger Bread-nya lembut dan gurih sampai akhir. Saking enaknya, saya ingin sekali bisa sering ke sini dan sayangnya, Momo hanya membuka cabang kedua di Bali. Andai saja ada di Surabaya pasti saya akan sering mampir karena jaraknya jauh lebih dekat dari Sidoarjo.


Pastel tutup yang menjadi makanan kesukaan ketika di Momo ini isinya ada cream cheese, daging ayam, dan telur. Seperti kue pastel kering, tetapi penyajiannya lebih basah dan enak disantap setelah dihangatkan. 


Kafe Roti Nyaman yang Instagrammable

Kafe ini didesain dengan nuansa vintage dan homey. Tempatnya memang tidak terlalu besar, tetapi cantik banget penataannya. Musik yang diputar juga easy listening, jadi saya suka sekali mengetik atau membaca santai sampai tidak terasa waktu berlalu. 



Momo coffee and bakery kajoetangan
Koleksi: pribadi



Lampu-lampu bertali panjang, jendela mozaik, ubin cantik, dan perpaduan warna lembut yang khas vintage, cocok buat penggemar kafe instagrammable. Kalau mau duduk berjam-jam pun, hawanya sejuk sekali karena pendingin ruangan terasa di semua sudut. Jika kamu penyuka roti dan juga ingin hang out santai sendirian serta bersama teman di kota Malang, tempat ini bisa masuk dalam list-mu.


It's me

Beberapa jam kulineran di kota Malang tidak merugikan. Saya bisa makan bubur ayam yang terkenal di Malang dan mampir ke kafe favorit. Bagaimana dengan hari liburmu? Sudah makan atau masak apa hari ini?


(Baca Juga: Shanaya Resort, Kenikmatan Menginap Ala Negeri Dongeng)





3 komentar

Bunda Saladin mengatakan...

Buryam Abah Odil emang seenak itu Mbakk. Gurih walau ga ada kuahnya. Paling enak beli buryam plus telur setengah matang.

Admin mengatakan...

Wah benar banget tuh, Kak tempat makan di atas memang yang paling recomended di Malang hihi

Reffi Dhinar mengatakan...

Iyaa, Malang nggak habis-habis kuliner enaknya wkwk