Algoritma Saat Membuka Media Sosial Bekerja Seperti Otak Kita




Pernahkah kamu mengalami situasi seperti ini saat membuka media sosial atau mencari informasi di Google? Sebagai contoh, jika kamu sedang mencari informasi terbaru tentang iPhone, tiba-tiba muncul banyak iklan iPhone di beranda Facebookmu.


Internet menyimpan jejak eksplorasi dan kata kunci yang kamu ketik, kemudian memberikan informasi serupa di mana-mana. Ya, awalnya dulu saya merasa terganggu oleh hal ini. Rasanya seperti internet berperan layaknya seorang mata-mata. Namun, setelah saya mempelajari tentang Mindset Shifting, saya menyadari bahwa algoritma media sosial bekerja serupa dengan fokus pikiran kita.


Pengalaman Menjadi Kata Kunci Pikiranmu


Sekarang, saya ingin berbagi pendapat mengenai bagaimana cara kerja otak kita mirip dengan algoritma media sosial, serta apa yang seharusnya kita lakukan untuk mendapatkan hasil terbaik. 


Pasti setiap orang pernah mengalami hal semacam ini. Ketika sedang jatuh cinta atau mengalami patah hati, tiba-tiba segala hal yang terkait dengan orang spesial tersebut menjadi lebih mencolok di sekitarmu. Saya dan teman-teman terdekat pernah mengatakannya, "Lagu ini mengingatkanku pada kencan pertama kita. Lirik ini terkait dengan kisah patah hatiku. Aku bisa melihat kue yang sangat dia sukai, dan lain sebagainya."


Kemudian, rasanya seolah-olah Alam Semesta bersekongkol untuk membuat kita makin jatuh cinta lebih dalam atau menderita, tergantung pada perasaan yang kita miliki terhadap orang istimewa tersebut.


Saya juga memiliki beberapa pengalaman menarik terkait hal ini, tidak hanya seputar romansa. Seperti yang sering saya sebutkan, saya ingin menjadi seorang penulis sejak kecil. Setiap hari, saya menulis cerita dan membayangkan diri ini menandatangani bukuku sendiri. 


Jadi, saya menandatangani buku harian lalu duduk di atas tempat tidur sembari melihat pantulan diri di cermin. Saya memikirkan pose terbaik dengan buku. Terdengar seperti kegiatan yang bodoh, bukan?


Namun, beberapa tahun kemudian saat saya kuliah dan menerbitkan novel pertama, akhirnya saya bisa membubuhkan tanda tangan pertama di novel sendiri. Saya sama sekali tidak memiliki pengalaman menerbitkan cerpen, apalagi sebuah novel 100 halaman di media sebelum ikut lomba novel. Jadi, saya mengikuti kontes novel pertama tanpa pengalaman sebelumnya.


Impian yang Difokuskan Jadi Tampak Lebih Hidup


Saat saya hanya fokus pada ide cerita dan tokoh dalam novel, tiba-tiba saya bisa melihat karakter-karakter tersebut hidup di sekitar saya. Saya bisa menyatukan alur dengan mudah karena saya bermimpi tentang kisah itu dari awal hingga akhir. Ini membantu saya menyelesaikan novel pertama yang berjudul ‘Triangle’s Destiny’ dan akhirnya menjadi salah satu finalis.


Kemudian, saya banyak membaca tentang Law of Attraction. Apa yang kita yakini, pikirkan, dan lakukan secara berulang akan membawa kita lebih dekat pada tujuan. Kita bisa menghubungkan titik-titik dan menemukan peluang di mana saja.


Untuk menarik, kita perlu bertindak. Tanpa tindakan, tidak akan ada daya tarik.


Sekarang, kembali ke algoritma medsos. Saya tidak tahu bagaimana para programmer membuat sistem ini, tetapi melihat bagaimana cara kerjanya di media sosial, saya merasa ini juga seperti otak kita.


Saat kita fokus pada pertumbuhan, kita bisa belajar menjadi tangguh dan sabar karena kita hanya melihat tujuan. Namun, sebaliknya, saat kita fokus pada penderitaan, masa lalu yang buruk, kekhawatiran, atau ketakutan, situasi akan mendukung hal tersebut. 


(Baca Juga: Kata Siapa Saya Generalis)

Pilih Kata Kunci Terbaik


Begitu kamu mengetikkan kata kunci di internet, algoritma akan mencatatnya dan semakin sering menampilkannya agar kamu melihatnya. Saat saya ingin menerbitkan novel pertama, saya hanya fokus pada ide dan mengeliminasi distraksi secara sadar dan tidak sadar. Kata kunci di otak dan perasaan adalah menjadi novelis.


Akhirnya, kamu akan terus memikirkan kata kunci yang sudah kamu pilih. Terkadang, kita membeli sesuatu karena melihatnya lebih dari sekali. Media sosial memberikan kita alat untuk meretas algoritma mereka. Di Twitter, kita bisa menyembunyikan beberapa kata agar tidak muncul di timeline. Medsos dan algoritma bekerja seperti otak, bukan?


Kita juga bisa menyembunyikan atau menghilangkan beberapa akun yang mengganggu di Instagram atau Facebook. Kita bisa melakukannya untuk otak kita juga. Saat sedih, jangan dengarkan lagu yang melankolis atau sedih. 


Jika kamu ingin lebih dekat dengan impianmu, pilihlah lingkungan terbaik untuk merasakan perasaan kemenangan, seperti saat kamu membuka media sosial. Ingatlah, Your Vibe Attracts Your Vibe. Pilih kata kunci terbaik untuk otak dan batinmu.


(Baca Juga: Tips Menjadi Freelance Writer Dimulai Dari Mindset)


1 komentar

fanny Nila (dcatqueen.com) mengatakan...

Bener sih mba. Aku ngerasa banget di saat sedang fokus utk achieve targetku, di situ juga terbuka pintu2 yg bisa membantu utk aku meraih impian. Salah satunya impianku ke Korut. Ga kebayang gimana caranya bisa kesana. Tapi aku trus mikirin itu, sampe akhirnya dipertemukan dengan travel yg memungkinkan kesana. Makanya aku juga percaya dengan kekuatan pikiran. Semakin aku sering mikirin suatu hal, semakin Deket arah kesana nantinya.

Makanya cara yg sama mau aku lakukan ke targetku berikutnya. Traveling to Mongolia, azerbaizan, Georgia dan Armenia. 3 yg trakhir udah dpt caranya. Tinggal mongolia sampe Skr aku msh pusing cari tau cara kesana 😅. Tapi aku yakin kok, dengan fokus, dan niat kuat pasti nanti akan ada jalan.