Pernah mendengar jika
millenial tidak akan bisa memiliki rumah atau properti semudah generasi ayah
dan ibu kita? Millenial identik dengan pribadi yang menyukai teknologi, sistem
kerja efisien, dan suka mencoba hal baru. Akibatnya, tidak jarang jika kaum dewasa
muda yang baru memasuki usia kerja setelah lulus kuliah, lebih banyak yang
mudah berpindah pekerjaan demi mencari yang paling sreg buat hati.
Tentu kamu tidak ingin
kondisi finansialmu bocor halus terus, dong? Penting sekali bagi siapapun untuk
mulai belajar menata kondisi finansial karena kondisi masa depan yang terkadang
tidak bisa diprediksi. Siapa yang tahu jika di awal tahun 2020 lalu akan ada
pandemi Covid-19 yang menghantam seluruh dunia. Tidak pandai dalam mengatur kondisi finansial bisa menjadi
jebakan Batman di masa depan.
Selain itu, millennial juga perlu paham caranya menambah pemasukan di era
digital.
Permasalahan Finansial yang Sering Dialami Millenial
Permasalahan finansial yang
dialami millenial di berbagai negara tidak jauh-jauh dari kurang cakapnya mengatur
kondisi keuangan pribadi. Apakah di antaranya juga kamu alami?
Source: Unsplash (@alexandermills) |
Sulit Memiliki Rumah
Menurut Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di tahun 2019, ada sekitar 81 juta
generasi millenial yang belum memiliki rumah. Kecenderungan millenial untuk menggunakan
uangnya dalam membeli pengalaman seperti traveling
dan gaya hidup, membuat alokasi dana untuk membeli rumah pun tidak terlalu
dipentingkan. Terlebih lagi bagi millenial yang memilih gaya hidup sebagai
digital nomad.
Penggunaan Kartu Kredit Berlebihan
Gaya hidup yang bisa dibanggakan di media
sosial juga turut menyumbang porsi pengeluaran bagi millenial. Kemudahan
memiliki dan menggunakan kartu kredit terkadang tidak disertai kontrol yang
baik. Saat ini kartu kredit dapat dipakai untuk membeli tiket pesawat, makan di
restoran atau kafe yang instagramable,
sampai belanja online. Besar pasak
daripada tiang, membuat utang kartu kredit menumpuk dan membuat millenial sulit
menabung.
Tidak Memilik Investasi, Dana Darurat, dan Pensiun
Bisa dibayangkan karena
pengeluaran yang terlalu besar, maka kesempatan untuk berinvestasi, menyimpan
dana darurat, dan mempersiapkan dana pensiun pun jadi terhambat. Kita tidak
bisa memprediksi masa depan. Ketika ada barang yang rusak, keluarga yang sakit,
atau PHK dari kantor misalnya, maka hidup akan terasa sulit. Jika hal ini terus
dibiarkan, bisa saja jebakan utang untuk menutup kebutuhan akan turut membesar.
Cara Cerdas Mengatur Keuangan Buat Millenial
Setelah mengetahui apa saja
pemasalahan keuangan yang sering dihadapi millenial, maka cobalah untuk tidak
panik dan tarik napas dalam-dalam. Semua persoalan tersebut bisa dicegah jika
kita memiliki perencanaan finansial yang baik. Berikut ini beberapa tips cerdas
agar kondisi keuangan kita tetap terjaga dengan baik.
Source: Unsplash (@micheile) |
#1 Mencatat Pengeluaran
Mencatat pengeluaran adalah hal paling
mendasar yang bisa kita lakukan untuk mulai mengatur pengeluaran. Unduh
aplikasi pencatat keuangan dan masukkan biaya apa saja yang kita keluarkan
sedetail mungkin. Kumpulkan karcis parkir dan nota belanjaan untuk menelusuri
jejak pengeluaran kita.
Setelah tercatat rapi,
analisis lagi di pos pengeluaran mana yang paling boros. Buat target
pengurangan budget sedikit demi
sedikit. Jangan langsung mengurangi nominal terlalu drastis. Lalu buat target
tabungan yang ingin dicapai tiap bulan. Catat pemasukan tambahan jika mendapat
penghasilan di luar gaji bulanan dari kantor.
#2 Melunasi Utang
Kalau masih memiliki utang
baik itu berupa utang KPR atau kartu kredit, prioritaskan untuk mengalokasikan gaji
untuk membayarnya. Sisihkan sedikit uang untuk tabungan tetapi prioritaskan
untuk membayar utang. Tidak perlu dulu berambisi memiliki uang tabungan besar
tetapi utang malah terabaikan.
Mulai minimalisir penggunaan
kartu kredit. Jika pengeluaran terbesar ada pada kartu kredit, catat
pengeluaran apa saja yang sering menggunakan kartu kredit. Sambil membayar sisa
cicilan, mulai pangkas aktivitas tidak penting semacam nongkrong dua hari sekali
menjadi lima hari sekali. Kalau sebelumnya suka minum kopi di kafe, sekarang
alokasikan dana untuk membuat kopi sendiri di rumah atau kos. Utang hanya akan
menggerogoti tujuan finansial kita jika tidak dikendalikan.
#3 Persiapkan Dana Darurat
Mana yang harus dipilih
lebih dulu, menyusun dana darurat atau investasi? Jawabannya tentu saja mulai
sisihkan dana darurat. Jadi utamakan untuk mendata apa saja rencana pengeluaran
bulanan kita seperti listrik, air, cicilan, uang makan, dan transportasi
mingguan. Setelah rencana pengeluaran bulanan terdata, sisihkan uang untuk dana
darurat.
Dana darurat memiliki
manfaat sebagai dana cadangan dan juga pengeluaran tidak terduga. Umumnya,
total dana darurat sebaiknya sebesar 6 sampai 12 kali pengeluaran bulanan.
Jangan langsung minder dengan totalnya ya. Maka menganalisis pengeluaran yang
penting tiap bulan itu sangat penting. Menabung sebulan 200 ribu untuk dana
darurat pun tidak masalah.
Manfaat mempunyai dana
darurat akan sangat terasa jika ada perubahan mendadak yang tidak bisa diduga
dalam hidup. Kehilangan pekerjaan adalah salah satu contohnya. Dana darurat
juga berguna ketika kita butuh uang untuk perbaikan kendaraan, membantu biaya
keluarga yang sakit, reparasi laptop, dan pengeluaran tidak terduga lainnya. Simpan
dana darurat di rekening terpisah yang likuid seperti reksadana pasar uang atau
tabungan beda bank.
#4 Mulai Berinvestasi
Setelah mulai terbiasa
dengan pengaturan finansial yang diterapkan selama beberapa bulan dan ada
kelebihan dana, mulai rencanakan untuk berinvestasi. Ingat, kita tidak perlu
memaksakan diri untuk berinvestasi jika keuangan pribadi masih belum sehat. Tentukan
tujuan keuangan sebelum memilih investasi, misalnya jika ingin mengumpulkan DP
rumah.
Kemudian pilih jenis
investasi yang sesuai dengan profil risiko. Sebagai investor pemula, baca semua
propektus dan ketentuan investasi secara cermat. Saat ini sudah banyak aplikasi
yang membantu kita berinvestasi dari nominal yang sangat terjangkau. Cek juga
izin aplikasi investasi tersebut di OJK
(Otoritas Jasa Keuangan). Jangan terpikat dengan hasil yang besar dalam waktu
singkat. Berinvestasi butuh ketekunan dan ketelitian.
Menambah Penghasilan di Era Digital
Setelah
mengetahui cara mengatur keuangan, kini saatnya kita belajar bagaimana
meningkatkan penghasilan di era digital. Pekerjaan ini bisa juga dilakukan
meski kita bekerja penuh waktu.
Source: Unsplash (@ewan121) |
#1 Membuka kelas daring
Apakah
kamu memiliki kemampuan di bidang fotografi, menulis, membuat prakarya, dan
skill menarik lainnya. Kalau kamu percaya diri, bukalah kelas daring. Setelah pandemic
melanda, kelas daring mulai bermunculan dan menjadi incaran banyak orang dari
berbagai bidang. Kelas daring bisa dilaksanakan di Zoom, Google Meet, WhatsApp
sampai Telegram, lho!
#2 Jual barang second di marketplace
Punya
barang koleksi yang sudah menumpuk terlalu banyak? Pasti membuat ruanganmu
sesak dan tidak leluasa, ‘kan? Nah cobalah untuk memilah tumpukan barang lama
dan cek kondisi. Foto barang tersebut untuk kemudian dijual di marketplace. Berjualan baju atau buku second juga lumayan mendatangkan
keuntungan karena banyak orang yang suka thrift
shopping alias berburu barang bekas dengan kualitas bagus. Berikutnya kamu
bisa menawarkan untuk menjual barang bekas milik teman dengan margin profit
tertentu.
#3 Menjadi reseller atau dropshipper
Alternatif
lain jika ingin memulai bisnis dengan modal sedikit adalah mencoba menjadi reseller atau dropshipper. Tentunya barang yang akan kamu jual harus kamu ketahui
dulu kualitasnya. Menjadi dropshipper malah tidak memerlukan tempat untuk
menyetok barang. Jika dilakukan dengan baik dan tekun, bisa saja suatu hari
kamu bisa menjadi agen distributor yang lebih besar. Cukup bermodalkan smartphone dan internet, kamu bisa mulai
mempromosikan katalog produk distributor.
#4 Menjadi freelancer
Bergabunglah
di website freelancer yang ada di
dalam negeri maupun mancanegara. Di dalam website tersebut, ada beragam proyek
yang bisa kita kerjakan sesuai minat dan skill.
Proyek yang ditawarkan mulai dari programming,
menulis, input data, menerjemahkan, dan sebagainya. Fee yang didapat juga mulaai dari rupiah hingga dollar. Asyik, ‘kan?
Inilah 4 tips cerdas
mengatur dan meningkatkan kondisi finansial untuk millenial yang bisa kalian
coba. Jalankan dengan hati gembira dan capai tujuan keuangan yang kita
inginkan.
Tidak ada komentar
Posting Komentar