Di
minggu terakhir Oktober lalu ketika memasuki libur panjang, saya dan keluarga
memutuskan pergi ke Yogyakarta. Apakah tidak takut pandemi? Kami sudah
merencanakan matang-matang dengan membaca kondisi Yogya pada waktu itu. Dan di
Yogya pun kami lebih banyak numpang
tidur karena tujuan wisata rencananya di daerah Dieng dan Kaliurang.
Museum yang Memikat Hati untuk Kembali
Saya
pernah berkunjung ke museum eksotik ini pada tahun 2016. Ketika sampai di sana,
saya bertekad untk mengajak keluarga di kunjungan berikutnya. Daerah Kaliurang
yang sejuk pastinya akan menjadi tempat yang nyaman bagi orang tua dan adik karena
kami sekeluarga lebih suka jalan-jalan di dataran tinggi. Ditambah lagi, Papa
adalah penyuka sejarah seperti saya. Jadi kunjungan ke Museum Ullen Sentalu
akan menjadi tambahan wisata menyenangkan bagi keluarga yang sama sekali belum
pernah ke sana.
Museum
Ullen Sentalu sempat ditutup di awal masa pandemi. Ketika dibuka lagi, ternyata
banyak sekali hal yang dirombak untuk menjaga keamanan di masa new normal. Ketika awal datang ke sini
di tahun 2016 lalu, bagian depan museum masih direnovasi dan sekarang bangunan
sudah bagus semua. Dengan metode yang digunakan, saya rasa Ullen Sentalu telah
berinovasi dengan baik agar pengunjung tidak berjubel dan jarak antar grup pun
bisa terjaga.
Cara Berkunjung Selama Pandemi
Sebelum berkunjung, saya mengecek akun Instagram resmi museum di @ullensentalu. Sebaiknya bagi kalian yang ingin datang ke sana juga perlu rajin-rajin memeriksa akunnya karena di sini kita akan mendapat informasi paling aktual terkait jadwal museum, event, serta tata cara pendaftaran. Saat ini tiket museum bisa dibeli seharga 50 ribu rupiah untuk wisatawan lokal dan beli tiketnya via website ullensentalu.com. (Baca Juga: Menyentuh Aroma Sejarah Kerajaan Jawa di Museum Ullen Sentalu)
Setelah
tiket dibeli, konfirmasi bukti pembayaran ke nomor WhatsApp yang tertera di
email dan juga di bagian bio Instagram. Sebaiknya jika ingin mengonfirmasi,
jangan lebih dari jam 5 sore karena jam kerja kantor Ullen Sentalu selesai
sampai jam 17.00 saja. Persiapkan payung atau jas hujan serta masker. Di musim
penghujan, sering turun hujan gerimis di Ullen Sentalu tanpa bisa diduga.
Ketika
saya dan keluarga sampai di museum, kami harus mencuci tangan di wastafel yang
tersedia dekat halaman parkir. Kemudian registrasikan ulang pada bagian lobi
untuk dicek suhu badan. Jika sudah diperiksa semua dan tidak ada kendala,
pengunjung bisa langsung ke lobi masuk utama. Meskipun ini kunjungan kedua,
saya merasa seperti baru pertama kali datang. Terdapat arca dan lukisan di
bagian utama yang menambah suasana nyeni,
sangat memanjakan mata deh.
Untuk
menuju lobi masuk bagian utama museum pun saya lagi-lagi terkesima dengan
desain arsitektur serba monokrom. Dinding dengan potongan asimetris dan warna
hitam putih membuat latar foto jadi lebih vintage
sekaligus minimalis. Bagus banget untuk photoshoot.
Nantinya kita harus menunjukkan bukti konfirmasi tiket lagi dan mendapat tiket
berbentuk gelang. Sejak pandemi, tur tidak lagi didampingi guide. Kami dipinjami MP3
player mini dengan headset.
Ketika mulai menjelajah, audio player
akan berputar untuk menjelaskan deskripsi masing-masing lokasi dan benda.
Memasuki
ruang demi ruang di museum seolah membuat saya kembali ke masa lalu. Meski
pernah berkunjung, saya masih seperti baru saja datang pertama kali. Masih sama
excitednya. Ketika baru keluar dari
ruangan Putri Dambaan, hujan turun lumayan kerap. Pantas saja pengunjung
diminta memabwa payung karena cuaca yang bisa berubah tanpa tanda.
Perbedaan
selanjutnya selain tidak ada tour guide,
pengunjung tidak mendapat jamu tradisional ala kraton di ruang istirahat. Di
ruangan ini dulu kita bisa mengambil foto, tidak seperti di bagian museum lain
yang dilarang. Ruangannya telah beralihfungsi menjadi tempat jujukan terakhir
tur. Di sini kita harus mengembalikan MP3
player dan headset. Kami disambut
gerimis setelah keluar dari museum, saya pun terburu-buru mengambil foto di
spot foto dinding relief miring
ikonik Ullen Sentalu.
Museum
Ullen Sentalu menjadi tempat yang ngangenin
bagi saya. Hawa sejuk dengan desain minimalis serta perpaduan nuansa sejarah,
sangat cocok untuk dijadikan tempat liburan keluarga. Tetap ingat pakai masker
dan jaga jarak ya.
4 komentar
wah suak banget dengan mueseum ini, duh kalau dekat sih aku kunjungi
Semoga bisa mampir ke sena ya mbak :)
Sorry, saya hapus komennya. Mohon jangan membuat komen dengan link ya, nanti bisa jadi Spam Score di blog saya, terima kasih sudah mampir :)
Posting Komentar