Bulan Juni lalu saya dan keluarga menyempatkan diri untuk bepergian sebentar ke kota Batu, Malang. Tentunya kami telah mengecek bagaimana situasi di Batu dan kondisi di sana karena baru saja masa transisi setelah PSBB. Sudah lama saya ingin menjajal wisata ala Jepang di The Onsen Hot Spring Resort. Dengan mematuhi protokol kesehatan, kami sekeluarga pun berangkat.
Pilih Hari yang Tepat dan Nikmati Suasananya
The Onsen Hot Spring Resort berlokasi di Jalan Raya Arumdalu No. 98, Batu Malang. Sebelum memasuki area utamanya, pengunjung akan dicek suhu tubuh. Spot utama masuk sekitar 200 meter dengan jalan berbukit dan suasana ala Jepang yang mulai terasa dari desain lampu taman. Suasana pun sejuk dan cenderung sunyi, kebetulan juga masih masa transisi PSBB jadi hanya ada belasan mobil yang diparkir. Saya dan keluarga sepakat untuk tidak bepergian di saat semua tempat wisata dibuka untuk menghindari keramaian dan meminimalisir risiko.
Turun dari mobil, saya langsung tertarik dengan suara gemericik air di dekat lapangan parkir. Ada air terjun kecil buatan yang menyambut kami. Lalu saya dan keluarga pergi ke loket untuk membeli tiket masuk. Kita bisa menginap di resort yang tersedia atau hanya sekadar berfoto-foto sambil jalan kaki di area utama.
Tiket bundling |
Harga menginap di resort lumayan menguras kocek. Bentuknya
seperti cottage dengan desain ala
Jepang. Saat saya mengecek harga inap per malamnya di akun IG @theonsenresortbatu,
ada dua pilihan. Pengunjung bisa memilih harga Deluxe Suite Rp1.800.000 atau
Executive Suite Rp2.700.000/malam.
Loket |
Di dalam cottage telah disediakan onsen privat ala Jepang, jadi tamu bisa berendam sambil menikmati suasana. Cottage tersebut didesain untuk menginap bersama keluarga atau sahabat. Terdapat dua kamar dan tiga kamar dengan lantai dari tatami (lantai ala rumah tradisional Jepang yang mirip tikar). Kalau ingin berhemat, ajak beberapa teman untuk patungan dan menginap semalam untuk merasakan sensasinya.
Bagi yang tidak menginap seperti saya dan keluarga, hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp50.000. Terkesan mahal kelihatannya tetapi tiket ini sistemnya bundling. Untuk tiket masuk sebenarnya hanya sepuluh ribu rupiah dan sisanya adalah voucher restoran Fushimi yang bisa kita gunakan untuk membeli makanan dan minuman. Karena tujuan utama adalah untuk berfoto ria, kami bergegas ke stan penyewaan yukata dan hakama. Nah, saran dari petugas stan, kalau hari libur biasanya yang menyewa harus antri panjang. Beruntung saya datang di hari-hari sepi jadi tak perlu menunggu lama.
Menjadi Gadis Jepang Selama Dua Jam
Lagi-lagi saya beruntung. Semula saat membaca daftar harga penyewaan yukata dan hakama, tertera harga 150 ribu khusus untuk yukata. Mungkin untuk meningkatkan animo pengunjung, harga sewa yukata komplit dengan aksesoris rambut dan pernak-pernik lainnya dibandrol 100 ribu saja. Penyewa juga boleh mengganti alas kaki dengan geta atau sandal cantik yang cocok dipakai ketika mengenakan yukata. Rambut juga ditata manis oleh petugasnya.
Yukata adalah pakaian tradisional Jepang menyerupai kimono namun bahannya lebih tipis dan tidak berlapis-lapis. Biasanya digunakan di musim panas dan pada acara festival. Hakama adalah pakaian untuk laki-laki. Yukata umumnya menggunakan corak cerah dan ceria khas musim panas. Saya dan Mama saja yang menyewa, lalu kami sekeluarga berkeliling mencari spot foto terbaik.
Narsis bersama Mama |
Karena sudah lama tidak memakai yukata—terakhir kali saat masih kuliah—saya harus berhati-hati agar tidak terpeleset. Biasa memakai celana panjang jelas saja gaya berjalan saya jadi sangat kaku. Meskipun cuaca terik, saya tak merasa kepanasan. Angin yang bertiup cenderung sejuk dan segar. Spot incaran adalah di jembatan kayu dan dekat gerbang ala Jepang yang juga berwarna merah. Yang saya suka selain spot-spot fotonya, desain bangunan yang memang mengusung suasana tradisional Jepang dengan dominan bahan kayu dan bambu, membuat saya merasa seolah sedang berada di perkampungan kuno Jepang.
Suka desain rumahnya |
Puas mengambil foto-foto narsis, Papa mengajak kami untuk makan siang di Fushimi. Wah, masakan Jepangnya bervariasi dan sesuai selera. Untuk harga per menu termasuk agak mahal. Tenang saja, dengan voucher 40 ribu per orang, lumayan juga diskon yang kami dapat karena semua voucher bisa diakumulasikan.
Fushimi Restaurant |
Acara bepergian singkat ini lumayan menyegarkan tubuh dan pikiran selama beberapa bulan di rumah saja. Bagi teman-teman yang telah memasuki new normal dan ingin jalan-jalan singkat atau staycation, cari tahu kondisi kota tujuan. Hindari tempat yang ramai. Wisata ala Jepang di The Onsen Hot Spring Resort sangat cocok untuk teman-teman yang ingin menyicipi sedikit suasana tradisional negeri sakura.
4 komentar
Nuansa Jepangnya khas banget
nuansanya bikin enjoy, kebayang ada di jepang
mampiir
miriip banget
Posting Komentar