Menjadi
pekerja kantoran sekaligus penulis bukanlah hal yang bisa dianggap ringan. Dulu
ketika saya menganggap menulis hanya sebagai hobi, maka konsistensi menulis
tiap hari tidak menjadi hal penting. Namun semenjak tahun terakhir kuliah di
periode 2012-2013 lalu, saya menahbiskan diri untuk serius di kegiatan menulis.
Sebagai content writer dengan deadline ketat, ternyata menghabiskan
energi cukup besar jika tidak diatur dengan baik.
Kini
saya sadar. Setelah menerbitkan beberapa buku solo, antologi, menjadi editor,
dan content writing, saya makin
percaya jika tak hanya waktu yang harus saya pedulikan. Energi di dalam tubuh
dan pikiran ini juga butuh disayang. Selama ada deadline, seorang penulis biasanya akan mampu mengatur jadwal
kesehariannya agar target terpenuhi. Namun apakah kita sudah tahu kapasitas
energi yang akan terpakai? (Baca Juga: Menulis Adalah Menangkap Hantu Gagasan di Udara)
Jangan
sampai karena demi mengejar deadline,
lalu pikiran penat dan tubuh ambruk. Kehabisan energi dan kelelahan hebat
adalah hal yang harus kita hindari. Saya pernah mengalami ini di masa kuliah,
saat sedang
sibuk mengurus kegiatan hingga lupa makan siang hingga malam, tubuh saya
limbung.
Inilah
beberapa hal yang perlu diperhatikan penulis agar manajemen energinya bisa
terjaga dengan baik.
· Cukup Makan Bergizi
Ada kawan saya yang harus menulis dengan
makan camilan dan kopi agar kuat melek. Makan camilan ini bagus jika bukan
makanan berpengawet, terlalu banyak gula, dan tidak banyak mengandung minyak.
Saya ‘beruntung’ memiliki penyakit asam lambung yang mudah kambuh jika salah
makan. Saya lebih suka camilan ringan yang tidak banyak MSG, agar-agar, atau
kacang-kacangan.
Sumber: Unsplash (@inayali) |
Toh pada dasarnya saya jarang suka
ngemil karena saat ini sangat menjaga asupan kalori yang masuk di dalam tubuh. Lalu
soal kopi juga tak seharusnya Anda minum bercangkir-cangkir. Kopi hitam tanpa gula
mungkin tidak berisiko diabetes, namun begadang dengan minum kopi hampir tiap
hari apakah baik buat kerja jantung?
Tiap kali mempersiapkan proyek menulis
panjang, saya akan mengatur jam makan. Misal menulis di jam 4 pagi sebelum
sarapan, lalu olahraga, kemudian sarapan. Menulis di jam istirahat kantor
sekitar 15 menit setelah jam makan siang. Menulis setelah jam makan malam
sekitar pukul 7 sampai 9 malam misalnya. Pilih buah yang Anda suka sebagai
camilan juga lebih sehat untuk tubuh.
· Olahraga Ringan
Sejak 2018 lalu, saya berkomitmen untuk
rutin melakukan olahraga ringan. Karena di tahun 2016, tangan kiri saya sempat
cedera hampir dua bulan, aktivitas menulis pun terganggu. Penyebabnya, otot kelelahan dan
skoliosis ringan di pinggang kiri yang
kaku. Dokter menyarankan agar saya rutin berolahraga agar
semua otot rileks.
Ajaib, setelah rutin berolahraga,
keluhan sakit otot itu berkurang. Jangan ditanya betapa nyerinya tangan kiri
yang tidak bisa diangkat sampai harus dibebat perban.
Sumber: Unsplash (@cliqueimages) |
Dokter menganjurkan untuk rutin berenang,
masalahnya saya tidak bisa dan tidak suka. Makanya saya pilih aerobik dengan musik menyenangkan
sebagai pilihan olahraga. Minim, 2 hari sekali saya berolahraga 10 menit. Di
akhir pekan jika tidak sedang traveling
ke luar kota, saya akan berolahraga dalam waktu 30 menit sampai satu jam.
Penulis wajib berolahraga karena posisi
menulis yang diam selama berjam-jam, kurang gerak, ditambah kurang minum akan mengancam
kesehatan. Percayalah, saya sudah membuktikannya. Energi saat menulis pun bisa
jadi lebih optimal.
· Cukup Istirahat
Bagi penulis yang bekerja dalam shift atau sibuk sebagai ibu rumah
tangga, waktu istirahat kadang bisa kacau. Misalnya saja seorang ibu hanya bisa
menulis di malam hari setelah anak-anaknya tidur. Saya sendiri mewajibkan cukup
tidur malam sekitar 6 jam. Bagi IRT bisa mengakali dengan menulis ketika anak
tidur siang contohnya, dicicil lagi saat pagi hari jam 4, lalu malam maksimal
jam 11 sudah harus tidur.
Sumber: Unsplash (@all_who_wander) |
Tiap orang memiliki zona waktu nyaman
yang berbeda-beda. Saya tidak bisa menyamakan zona waktu saya dengan orang lain
yang pastinya situasinya tidak sama. Ketahuilah berapa lama istirahat dan kapan
waktu tidur yang pas buat diri Anda sehingga energi untuk menulis dan aktivitas
lainnya tidak kacau.
(Baca Juga: Tips Mengembangkan Diri Bersama Komunitas)
· Tidak Serakah Pada Job Menulis
Di poin paling akhir ini saya tidak
menekankan jalan-jalan atau piknik sebagai cara mengatur energi. Tidak semua orang punya waktu dan kesempatan untuk jalan-jalan. Apalagi bagi penulis yang sudah berkeluarga,
acara jalan-jalan bersama kelaurga terkadang malah menghabiskan energi lebih
besar dibanding menulis.
Yang paling saya tekankan di bagian
akhir sekaligus utama ini adalah jangan serakah menerima segala job menulis
yang datang. Kita sudah mengatur waktu makan, istirahat dan olahraga, tetapi
menerima lima job dalam waktu berdekatan contohnya, tentu akan menghabiskan
energi kita lebih cepat.
Sumber: Unsplash (@ikukevk) |
Saya sempat mengalami fase serakah ini.
Job yang menggiurkan saya terima semua. Sampai akhirnya saya hampir burn out lalu muak tiap kali melihat
laptop. Hasrat menulis hilang meski ide terus berdatangan. Saya benci menulis.
Ternyata ini disebabkan kelelahan otak saya. Meski berolahraga dan cukup
istirahat, saya mengalami kebosanan akut karena menulis untuk pesanan klien bukannya untuk
proyek pribadi.
Akhirnya saya putuskan untuk mulai
menyeleksi job menulis yang masuk. Jika fee
cocok dan deadline tidak terlalu
mepet, maka akan saya terima. Di saat mengerjakan job tersebut lalu ada job lain masuk,
saya akan tolak agar tidak mengacaukan ritme job pertama. Beda halnya jika Anda tidak bekerja
kantoran seperti saya. Silakan saja menerima job apa saja. Dan yang paling
penting ketahui batas maksimal kita dalam mengerjakan apa saja. Uang banyak
tetapi stres juga percuma.
Inilah hal-hal penting yang
perlu dipedulikan oleh penulis terkait manajemen energi. Menulislah dan tetap
hidup sehat agar tubuh serta pikiran tetap baik
kesehatannya.
4 komentar
makasih sharingnya
Sangat besar manfaatnya bagi saya.
hmm,, saya masih melakukan semua poin2 diatas,, maklum masih pemula mbak.. belum bisa me manajemen waktu.. makasih tipasnya mbak..
Happy Blogging gaes!
duh pas banget dengan kondisi saya nih. Biasanya sebulan bisa nulis 3-4 tulisan, januari kemarin cuman 1 aja.. uuuh
Posting Komentar