Kawasan Little India yang dipotret dari bus menuju KL Sentral |
Di awal tahun
2019 ini saya membuat rancangan resolusi termasuk mau traveling ke mana lagi. Setelah Februari 2019 bisa kembali lagi ke
Semarang untuk pameran karya antologi bersama HIIB Single Fighter, saya dan Lita
(sahabat sejak SMU), berpikiran untuk jalan-jalan ke luar negeri. Saya belum
punya paspor, maka di bulan April paspor saya urus sendiri. Syukurlah, tanpa
calo sekarang mengurus paspor sudah sangat mudah.
Tentu saja
karena ini perjalanan pertama ke luar negeri, saya sangat excited. Pertama, saya akan menjelajah ke tempat yang budayanya
berbeda dengan Indonesia. Kedua, saya akan bepergian lagi berdua saja dengan
sahabat. Ketiga, tidak sabar untuk melakukan perjalanan yang tidak terduga.
Selama ini saya berkeliling di sekitar Jawa Timur, Bali, Jakarta dan Jawa
Tengah, selalu saja ada cerita berkesan untuk dijadikan tulisan. Apalagi kalau
ke luar negeri kan?
(Baca Juga: Jelajah Candi Cetho, Telaga Sarangan, dan Waduk Bening Widas)
(Baca Juga: Jelajah Candi Cetho, Telaga Sarangan, dan Waduk Bening Widas)
Karena masih
amatiran, saya pilih Kuala Lumpur sebagai negara jujukan pertama. Kebetulan
Lita sudah cukup sering ke beberapa negara Asia Tenggara, jadi saya tidak
terlalu khawatir. Selain itu, warga Malaysia bahasanya cukup mirip dengan
Indonesia dan saya juga lumayan pede dengan kemampuan Bahasa Inggris. Setelah
berkutat hampir tiap malam, perburuan tiket murah pun bisa saya peroleh. Hore,
dengan tiket 700 ribuan saya dan Lita bisa ke Kuala Lumpur PP.
Hello!! |
Uang ringgit
sudah dipesan, hotel kelas backpacker
pun telah siap didatangi. Dengan penuh rasa percaya diri, kami berangkat
tanggal 9 November lalu. Eh ternyata naik Citilink ke KL itu dapat makan juga.
Bahagia deh buat saya yang tidak bisa telat makan ini. Senangnya lagi, radang
sinusitis pun tidak ada kendala. Saya siap berpetualang selama 3 hari 2 malam
di KL.
Kenyataannya Tak Semua Pakai Bahasa Inggris
Pesawat kami
mendarat di KLIA2. Turun dari sana saya dan Lita berfoto-foto, maklum saya kan
baru kali ini liburan ke luar negeri jadi masih norak, hahaha. Ternyata bagian
penerimaan bagasi itu ada di KLIA1. Kami diarahkan untuk naik Autotrain. Pusing
pastinya karena Lita sebelumnya langsung turun di KLIA1. Untuk mencari arah yang benar, saya bertanya
pada bagian informasi di dekat pintu arrival.
Oalah, ternyata walaupun memakai Bahasa Inggris, ucapan saya tidak dipahami.
Setelah berbahasa Indnesia baru mereka paham. (Baca Juga: Spread Your Journey With Travelblogid)
“Kebelet pipis nih, toilet mana?” tanya saya
pada Lita. Kami mencari toilet yang tertulis dalam bahasa melayu dengan nama
Tandas. Ketawa ngakak sih, karena kata tandas dalam Bahasa Indonesia kan berarti
habis. Mungkin maksudnya kita menghabiskan urusan buang hajat di tempat khusus,
makanya disamakan dengan toilet.
Sebelum Lelah |
Setelah
berputar-putar, kami menemukan Autotrain. Kereta ini sejenis MRT yang menghubungkan
KLIA1 dengan KLIA2. Setelah kami mengambil koper di bagasi, Lita mengantre
untuk membeli tiket bus yang akan mengantarkan kami dari KLIA1 ke KL Sentral. Semua
berjalan relatif lancar sampai apes menunggu di KL Sentral.
Di KL Sentral
manusianya berjalan cepat dan tahu arah tujuan mereka. Saya dan Lita
berputar-putar dengan menggeret koper untuk menemukan arah MRT yang akan
membawa kami sampai ke Bukit Bintang. Setelah berputar-putar, kami menemukan
mesin penjual tiket otomatis. Uang ringgit dimasukkan di dalam mesin namun
tidak ada koin tiket MRT yang keluar. Kami pun mencoba lagi sampai bisa.
Tantangan pertama
terlewati. Lalu kami mencari arah MRT. Lagi-lagi bertanya pada customer service pun malah nyasar. Saya dan
Lita gantian bertanya pada orang yang lewat sampai kami jalan naik turun hingga
menemukan MRT yang akan dituju. Lega juga akhirnya sekitar jam 6 sore pantat
saya yang mulai kaku karena kebanyakan berjalan bisa duduk tenang di dalam MRT.
Wajah belum sadar kalau mau salah naik MRT LOL |
Perjalanan pun
terasa menyenangkan diselingi canda dengan Lita. Namun perasaan saya mulai
tidak enak. Jalur kereta semakin menjauhi Bukit Bintang. Saya pikir mungkin
jalur ini akan memutar karena memang arahnya. Sampai akhirnya pengeras suara di
dalam MRT berbunyi.
“Ini adalah
tujuan terakhir.” Jadi MRT ini tidak akan berputar ke Bukit Bintang lagi, malah
balik ke kandangnya. Lita yang sempat berpikir jika MRT akan jalan memutar lagi
pun shock. Kami menghabiskan waktu
hampir satu jam menaiki kereta yang salah. Maka dengan berat hati, sambil bibir
saya mengumpat diselingi tawa dan lapar, kami ganti kereta cepat lain lalu
menuju Bukit Bintang.
Kemeriahan Menghapus Kesal
Cita-citanya
saat menginjakkan kaki di Kuala Lumpur adalah makan malam di Jalan Alor. Kenyataannya
asam lambung saya mulai memberontak, mulut malas ngomong, senggol bacok mode on pokoknya. Bibir manyun saya bisa
terbuka lebar ketika disambut kemeriahan di area utama Bukit Bintang yang
dipenuhi jajaran mal. Ada pertunjukan perkusi yang dipenuhi pengunjung.
Kaki udah linu karena kelelahan tapi tetap pose |
Saya juga
tersenyum melihat masyarakat multi etnis yang jalan berdampingan dengan damai. Perempuan
bergamis lebar bisa santai bercanda dengan kawannya yang dari etnis tionghoa. Masing-masing
kelompok menggunakan banyak bahasa asing. Anak kecil, tua muda, dan orang-orang
berpakaian sesuai keinginan tanpa terlihat risih satu sama lain. Dan saya
bersyukur banyak orang baik yang mau memberi jalan agar kami menemukan arah
yang benar.
Setelah makan
di salah satu restoran cepat saji, kami memesan taksi Grab menuju hotel. Sun Beam
Hotel berada di belakang mal Fahrenheit, tetapi ada kejadian lucu yang akan
saya ceritakan di hari kedua nantinya. Puas membersihkan diri dan ganti baju,
kami meluncur ke Jalan Alor untuk mencoba jajanan lokal di sana.
Meriahnya Jalan Bukit Bintang |
Berburu jajanan di Jalan Alor |
6 komentar
Waahhh tentu akan muncul banyak kejadian amazing yang belum pernah dirasain sebelumnya mungkin yaa.. Ngeri nyasar, kebingungan bicara, dan tantangan lainnya. Ditunggu episode 2 nyaaa hahaha
Hahhaa siap. Yang kedua lebih mbanyol lagi entar 😂
Terimaksih banyak sudah berbagi informasi yang sangat bermanfaat ini Mbak.
Sama2 mbaak :)
wah jalan2 terus bikin awet muda
Wah seru banget ya liburan ke Malaysia. Bisa ketemu Upin dan Ipin nih hehe. Eh btw disana pake Bahasa Indonesia masih pada paham kan ya ?
Posting Komentar