Pernah mendengar idiom,”Jika ingin berbau
harum, maka bergaullah dengan penjual minyak wangi?” Idiom atau pepatah
tersebut memiliki arti bagaimana kita seharusnya bergaul. Memang tidak
dipungkiri, jika kualitas pribadi sesoerang seringkali dinilai dari lingkungan
pergaulannya. Misalnya, kita berteman dengan anak-anak muda yang hobi keluyuran
malam hari pulang pagi, meskipun kita tidak ikut-ikutan, orang lain akan
menilai diri kita berkelakuan sama dengan kawan-kawan kita.
Bergaul adalah salah satu kebutuhan dasar
manusia sebagai makhluk sosial. Setelah usia beranjak dewasa, teman dan
lingkungan pergaulan akan memberi banyak pengaruh lebih kuat dibanding
keluarga. Saya tidak akan berbicara mengenai bagaimana seharusnya orang tua
mengarahkan anak-anaknya, di sini saya hanya ingin berbagi tentang bagaimana
menjadi anak muda yang berkualitas positif dengan lingkungan dan komunitas yang
tepat.
Selain menuntut ilmu dan mencari uang
untuk membiayai kehidupan, generasi muda sudah seharusnya memiliki passion dalam bidang kegemarannya. Kita
tidak harus memiliki keahlian spesial agar dikenal banyak orang. Kenali diri
dan kesukaan kita dan carilah komunitas yang bisa mendukungnya.
Tidak masalah jika Anda pecinta travelling, skateboard, membaca buku
atau bus misalnya. Justru dengan bergabung di sebuah komunitas yang sepaham
dengan bakat minat, akan menumbuhkan kepercayaan diri kita. Dan wajib diingat,
jika komunitas yang kita pilih tidak boleh bertentangan dengan hukum, agama dan
merusak masa depan cerah kita. Jangan sampai kita salah masuk pergaulan,
bergaul dengan pecandu obat terlarang contohnya.
Berikut ini beberapa tips sederhana agar
kita memilih komunitas yang tepat,
·
Gali hobi dan potensi
kita. Hobi atau passion adalah hal positif yang bisa kita tekuni tanpa peduli
biaya yang dihabiskan dan mampu menjadi pembunuh kebosanan kita di saat
senggang. Temukan satu atau dua, lalu cari komunitas yang sesuai. Jangan
gegabah mengikuti banyak komunitas agar kita fokus.
·
Setelah mengetahui minat
dan bakat, coba buka internet dan search
nama komunitas yang sesuai dengan diri kita. Media jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter juga menjadi basis komunitas yang potensial. Seperti saya
yang sangat menyukai buku dan menulis, maka saya mengikuti dua komunitas
menulis yang dekat dengan tempat tinggal. Jarak juga menjadi faktor yang penting,
apalagi jika sudah bekerja atau berkeluarga.
Suka merajut? Tekuni dan cari teman sehobi Photo by Annie Spratt on Unsplash |
·
Mengajak kawan-kawan lain
dengan minat serupa untuk bergabung dalam komunitas. Perlu diingat, meski kita
sudah tergabung dalam komunitas yang menyenangkan, kita harus tetap menjadi
diri sendiri. Bergabung dalam komunitas tujuan utamanya untuk saling tukar
informasi, melakukan kegiatan positif bersama kawan-kawan komunitas, refreshing dan lain-lain. Jangan menjadi
follower yang mengganggu kenyamanan
orang lain. Hargailah peraturan tak tertulis di sebuah komunitas. Jika memang
merasa tidak nyaman, segera keluar dengan cara baik-baik dan tetaplah menjalin
komunikasi yang baik dengan kawan-kawan komunitas.
Siapa tahu dengan mengenali bakat dan
minat serta bergabung di komunitas yang tepat, maka kemampuan kita akan semakin
mengkilap. Menggalang dana untuk bencana alam, mengikuti lomba keterampilan,
atau sekadar bertukar informasi penting tentang hobi adalah nilai plus dalam
sebuah komunitas.
1 komentar
Wah bener banget nih Mbak yang terpenting adalah menemukan apa bakat kita nih ya
Posting Komentar