Traveling adalah obat pelepas dahaga ketika kita lelah dengan aktivitas sehari-hari yang selalu menuntut untuk segera diselesaikan. Biasanya dalam setahun, minimal sekali saya akan menjadwalkan kegiatan traveling keluar kota. Jika budget memungkinkan, malah bisa dua kali dalam satu tahun.
Dan pelesir yang cukup
mengesankan di akhir tahun 2016 lalu adalah saat saya dan beberapa rekan
sekantor memilih untuk menjelajahi B29 dan juga air terjun Coban Sewu atau nama lainnya Tumpak Sewu, namun
kali ini saya hanya akan membahas pengalaman seru ke air terjun yang dijuluki
mini Niagara ini.
Coban Sewu terletak di
Kabupaten Malang dan berada di perbatasan dengan kota Lumajang. Setelah saya
puas menikmati pemandangan menakjubkan di Negeri Atas Awan, B29, saya dan
teman-teman memutuskan untuk menuju Coban Sewu dengan mengendarai mobil travel.
Kami berangkat pukul sembilan malam supaya bisa mencapai B29 sebelum matahari
terbit, lalu menuju Coban Sewu sekitar pukul delapan setelah menyantap sarapan
pagi.
Butuh waktu sekitar dua
jam dari B29 ke Coban Sewu. Perjalanannya pun tidak membosankan karena kita
akan melewati jalur penuh pepohonan dan melintasi jalur lintasan lahar Gunung
Semeru. Suhu udaranya pun sangat sejuk dan sesampainya di Coban Sewu saya
sampai terpukau karena dari lokasi air terjun tersebut, saya bisa menikmati
pemandangan gagahnya puncak Semeru.
Tiket masuknya pun sangat
murah, hanya lima ribu rupiah saja. Dari loket masuk, kita harus berjalan
sekitar 500 meter jika ingin melihat lebih dekat spot air terjun. Tak sampai
lima ratus meter, ternyata mata sudah dimanjakan dengan suara air terjun dan
juga hawa kesegarannya.
Coban Sewu memiliki makna
seribu air terjun. Banyaknya aliran air terjun dari tebing yang tingginya
sekitar 180 meter itu membuat air terjun ini seolah memiliki seribu mata air. Pengunjung
pun bisa berfoto dengan latar belakang puncak air terjun di spot yang sudah
ditentukan.
Nah, karena terbius
dengan gemuruh dan keindahan air terjunnya, saya dan teman-teman sepakat untuk
menuruni tebing dan berjalan menuju air terjunnya. Menikmati dari kejauhan saja
rasanya kurang afdol. Bagi yang ingin trekking
menuju air terjunnya, jangan lupa untuk menggunakan alas kaki yang nyaman dan
tidak gampang slip.
Harap jangan melamun,lu mayan di jantung :D |
Saya memakai sandal gunung
yang nyaman dipakai dan juga membuat saya tidak mudah terpeleset. Usahakan
untuk menggunakan outfit yang nyaman seperti kaus katun dan juga celana
training. Kalau berbasah-basahan dengan celana jeans malah akan membuat kita tidak nyaman bergerak.
Trekking
ke bagian bawah Coban Sewu sangat tidak disarankan untuk anak-anak dan lansia. Kita
harus menapaki jalan berbatu yang dipenuhi lumut dan hampir semuanya dialiri
air. Jadi jangan membayangkan kita akan berjalan lewat tangga yang sudah
dibangun dengan baik. Saya meniti jalan bebatuan yang licin sambil terus berdoa
di dalam hati. Jalan licin dan
kebanyakan dialiri air plus berlumut, membuat saya harus ekstra hati-hati
ketika melangkah.
Harus hati-hati |
Bagian paling menegangkan
ketika harus menyeberangi sebuah sungai yang debit airnya hampir mencapai betis
serta sangat deras. Tanpa disadari saya dan teman-teman saling bergandengan
tangan sambil mengikuti kata pemandu. Kami juga menggandeng tangan pengunjung
lain sehingga kami membentuk barisan supaya tidak terseret arus.
Perjuangan menuruni jembatan disambung menyeberangi sungai deras |
Lelah pun terobati
sesampainya di dekat air terjun. Air yang sangat dingin menghilangkan penat
sepanjang perjalanan. Tentunya pengunjung juga harus mempersiapkan baju ganti
setelah bermain air di Coban Sewu. Menjelajahi sungai yang deras juga perlu bimbingan
pemandu. Kebetulan pemandu tersebut fee-nya sudah masuk dalam satu paket wisata
B29-Coban Sewu yang kami pilih.
Pemandangan Coban Sewu atau Tumpak Sewu dari bawah |
Bagi yang mau piknik
tanpa menginap bisa mampir ke air terjun cantik ini. Jangan lupa jaga keamanan
diri dan tetap fokus di saat trekking.
Yuk mampir ke Coban Sewu!
1 komentar
wahh ekstrim juga yaa tangga turunnyaa.
Posting Komentar