Kenangan Ramadan berkesan itu saya rasakan
pada dua tahun lalu. Di tahun 2017 saya benar-benar merasakan apa itu makna
perpindahan dan berkah di saat yang sama. Keputusan besar yang saya ambil dua bulan sebelum puasa,
memberikan saya jalan untuk menemukan
tmpat baru yang kini menjadi rumah kedua saya.
Di awal tahun 2017 saya ingin resign dari kantor lama. Tentu ada
beragam faktor yang mempengaruhi, intinya sih saya sudah tidak cocok dengan
atmosfer di kantor tersebut. Sejak lulus di tahun 2013 hingga pertengahan 2017
tentu banyak pelajaran yang saya ambil di kantor lama. Banyak teman-teman asyik
dan kenangan berkesan yang tidak mudah saya lupakan. Tetapi pada satu titik akhirnya saya merasa
jika bekerja terus di tempat itu, maka bisa berpengaruh tidak baik.
Saya mulai sering merasakan asam lambung
kambuhan, meski pola makan tetap teratur. Tiap hari bawaannya malas untuk pergi bekerja. Beberapa kali memeriksakan diri, dokter selalu menyarankan agar saya menjauhi faktor pemicu stres. Setelah saya
berusaha merenung dan mencari akar
penyebabnya, akhirnya saya menemukan kesimpulan jika resign adalah cara terbaik untuk meringankan
penyakit saya.
Adaptasi Sulit
Mencari pekerjaan baru tidak mudah memang.
Saya bekerja di bagian General Affair sekaligus Japanese Interpreter. Demi
menemukan pekerjaan cepat, saya lamar bagian apa saja tanpa memandang
perusahaan. Bahkan saya melamar posisi Content Writer di sebuah perusahaan start-up. Beberapa kali wawancara dan panggilan tes saya lalui, namun tidak membuahkan
hasil.
Sampai akhirnya ketika saya pasrah dan tak
lagi banyak mengeluh, akhirnya Allah memberikan jalan buat saya bekerja di
sebuah perusahaan Jepang. Perusahaan tersebut yang sekarang menjadi tempat saya bekerja terhitung masih baru berdiri. Lokasinya
juga lebih jauh dari rumah. Tetapi lingkungan yang jauh lebih sepi, orang yang
lebih sedikit dan kekeluargaan hangat, agaknya membuat saya memutuskan untuk
masuk setelah keputusan diterima itu saya dapat.
Jeda antara waktu saya resign dan masuk ke kantor
baru itu mungkin ada sekitar tiga mingguan. Kondisi keuangan saya menipis dan
tidak ada THR dari kantor lama. Adaptasi cukup sulit karena biasanya menjelang lebaran begini
saya memiliki dana untuk membeli baju dan berbagi untuk adik sepupu serta keluarga. Lalu saya berandai-andai, misalnya saja
saya keluar
dari kantor lama setelah lebaran pasti saya akan punya uang cukup. Tabungan saya
juga tidak terlalu banyak. Hal yang saya sesalkan berikutnya, kenapa saya
menghabiskan tabungan yang terkumpul sejak masa kuliah?
Saya sering menghabiskan waktu untuk berdialog
dengan diri sendiri. Kegagalan demi kegagalan saya alami. Saya merasa seperti orang
limbung yang tidak punya pegangan.
Ikhlas Membawa Kelegaan
Kalau memandang uang sebagai patokan kebahagiaan,
maka kita benar-benar sulit mendapat bahagia. Itu saya rasakan sungguh-sungguh.
Sahabat saya bilang agar bersikap ikhlas, setidaknya saya sudah mendapat pekerjaan baru meski kondisi finansial
mepet. Saya masih punya orang tua yang sukarela memayungi saya di rumah.
Ramadan di tahun 2017 adalah golden time bersama para sahabat dan
keluarga. Perlahan saya ikhlaskan rasa marah, kesal, dan penyesalan yang
merundung pasca resign. Saya nikmati
waktu dengan membaca dan menulis. Tidak disangka, saya mendapat kesempatan
untuk menjadi pengisi acara di sebuah acara kepenulisan. Bersama Kumon Surabaya
saya memberi pelajaran menulis singkat untuk adik-adik. Honornya lumayan.
Lalu saat bekerja di tempat baru, saya seolah
menemukan keluarga kedua. Ketakutan saya di tempat baru tidak berlangsung
lama. Masuk di pertengahan Ramadan membawa saya ke banyak pelajaran berharga.
Ramadan di tahun 2017 aadalah waktu di mana
Allah menguji sekaligus memberi berkah di waktu yang tak terlampau jauh. Saya malu karena sering
mengeluh. Memang benar, ada pelangi setelah hujan. Saya mulai menabung lagi, mulai lebih
sering
berolahraga, menikmati waktu bersama keluarga dan para sahabat, dan fokus berkarya. Saya
bersyukur karena dulu memutuskan pindah. Kita tidak akan tahu adanya hadiah di
tempat baru jika tidak berani mengalahkan rasa takut akan petualangan.
Tidak ada komentar
Posting Komentar