Perpustakaan sering dianggap sebagai tempat
paling membosankan di dunia. Murid sekolah dan mahasiswa pergi ke perpustakaan jika sedang
mencari bahan penunjang tugas atau skripsi. Dulu betapa banyak rekan saya di
kampus yang mengaku jika baru menginjakkan kaki di perpustakaan ketika memasuki
semester akhir. Saya menyukai perpustakaan karena memang buku adalah cinta pertama
sejak kecil, tetapi saya akui jika perpustakaan seringkali memiliki desain
membosankan (malah terkesan menyeramkan dengan debu tipis karena jarang
dibersihkan), serta penjaga perpustakaan yang jarang tersenyum.
Bagaimana perpustakaan bisa menarik pengunjung jika suasananya suram begitu? Anak kecil saja mungkin akan takut.
Sampai suatu hari saya tahu jika dengan
perubahan sedikit saja maka perpustakaan bisa menjadi tempat yang nyaman. Suatu hari perpustakaan kampus saya
direnovasi besar-besaran. Setelah penataan beberapa bulan, perpustakaan suram
nan membosankan kini berubah seperti outlet di dalam mal. Pendingin udara
nyaman, cahaya matahari bebas masuk karena banyaknya kaca, koleksi yang ditata di rak kayu dengan
pengkategorian yang tidak rumit. Saya pun terkesima ketika berkunjung di
perpustakaan
Balai Pemuda Surabaya.
Selain perpustakaan Balai Pemuda tersebut menjadi satu di situs
bangunan bersejarah, desain bagian dalamnya juga menarik. Ada bagian untuk
anak-anak dan pengunjung bisa berdiskusi. Hanya saja bagi saya sekadar membaca buku, membaca tugas dan diskusi saja
kurang cukup. Perpustakaan sebenarnya memiliki potensi lebih besar. Ada banyak hal asyik yang
seandainya dilakukan pasti menarik animo
masyarakat untuk berkunjung.
Ternyata setelah saya
membaca referensi tentang Perpustakaan Universitas Syah Kuala yang juga disebut
UPT. Perpustakaan
Unsyiah, pikiran ini serta merta berdecak kagum. Tiga hal utama yang dimiliki
perpustakaan kebanggaan Unsyiah ini adalah
·
Fulfiling
the Curiosity
·
Boosting
Creativity
Tiga aspek tersebut
adalah kunci utama mengapa UPT. Perpustakaan Unsyiah layak menjadi contoh bagi
perpustakaan lain.
·
Fulfiling
the Curiosity
Rasa ingin tahu adalah
kunci. Jelas saja yang namanya fungsi perpustakaan itu adalah menjadi pusat
informasi. Koleksi buku di UPT. Perpustakaan Unsyiah berbaris rapi di rak. Menariknya sistem
pencarian buku tidak lagi menggunakan daftar katalog tebal.
Dengan koleksi buku ribuan tentu sistem komputerisasi akan sangat memudahkan pengunjung yang ingin tahu koleksi buku tanpa harus mondar-mandir melelahkan kaki. Bahkan kita juga bisa melakukan request untuk pengadaan buku di web resmi perpustakaan. Situs perpustakaan keren Unsyiah ini memiliki profil yang baik dan tidak ribet.
Penampakan Website Perpustakaan |
Dengan koleksi buku ribuan tentu sistem komputerisasi akan sangat memudahkan pengunjung yang ingin tahu koleksi buku tanpa harus mondar-mandir melelahkan kaki. Bahkan kita juga bisa melakukan request untuk pengadaan buku di web resmi perpustakaan. Situs perpustakaan keren Unsyiah ini memiliki profil yang baik dan tidak ribet.
Lewat event Unsyiah Library Fiesta 2019 menunjukkan
kepedulian Unsyiah pada dunia kreatif selain soal literasi. Di event ini
diselenggarakan kompetisi membuat video, lomba blog nasional sampai pemilihan
duta baca. Perpustakaan bisa menjadi tempat hang-out
anak muda untuk berkarya. Alangkah senangnya jika perpustakaan lain bisa
turut membuat setting ruangan yang nyaman untuk berkomunitas dan berkegiatan. UPT. Perpustakaan Unsyiah memiliki ruangan
pertemuan mini yang bisa dipakai untuk pertemuan lengkap dengan proyektor dan
layar putih. Sesekali mengadakan nonton bareng dan diskusi film, pemutaran film
indie dari dalam negeri hingga mancanegara, atau melakukan bedah buku akan
menambah nilai plus. Untuk menjangkau peserta anak-anak, perpustakaan juga
dapat menyelengarakan parade cerita anak atau lomba mendongeng. Perpustakaan akan
lebih hidup dan fungsinya bila menyentuh lebih banyak lapisan masyarakat.
Perpustakaan dan kafe
selama ini selalu terpisah menjadi dua hal berbeda. Di UPT. Perpustakaan Unsyiah tidak berlaku. Pengunjung
perpustakaan bisa membaca sambil menyesap kopi nikmat layaknya di rumah
sendiri. Membaca sambil diskusi bersama teman tak lagi jenuh karena ada kopi,
tak perlu jauh-jauh ke outlet kopi mahal demi lifestyle.
Perpustakaan harus mengikuti perkembangan zaman. Sudah bukan eranya lagi
duduk diam dengan membaca buku usang hingga mata mengantuk di perpustakaan. Jika
tiga hal di atas diupayakan di perpustakaan lain, alangkah asyiknya untuk hang-out berbonus pengetahuan.
4 komentar
Semoga semakin banyak perpustakaan yang demikian.
Sesekali main lah ke perpustakaan UII, hehe...
hehe semoga bisa semuaa
wah keren ya, mudah2an banyak ditiru perpustakaan lainnya
iya asyik ini kalau perpustakaan kota lain bisa lebih keren konsepnya :D
Posting Komentar