Pada kopdar Forum Aktif Menulis (FAM) Surabaya 20 November 2016 lalu, Alun-Alun Sidoarjo
dipilih sebagai lokasi sharing dan bercengkerama soal literasi. Dengan pasukan
yang tak terlalu banyak seperti cerpenis Ken Hanggara, Ketua FAM Surabaya Yudha
Prima dan juga bebrapa anggota lain, diskusi berjalan lancar serta hangat. Dalam
kopdar kali ini, tidak ada tema khusus yang dijadikan bahan obrolan, namun
diskusi tanpa sadar mengarah ke satu hal yaitu bagaimana menjadi penulis
tangguh.
Dalam diskusi, Ken membagi ceritanya menagih honor cerpen yang
sudah empat kali dimuat di sebuah harian lokal. Bayangkan saja, ia sampai
jauh-jauh ke Yogyakarta selain untuk bertemu dengan kawan sesama penulis dan
penggiat literasi, juga untuk mampir menagih honor yang belum dicairkan dari
akhir tahun 2015. Masing-masing anggota juga sharing mengenai progres proyek
menulisnya saat ini. Seperti Hanum Azkawati, penulis dan hobi mendesain blog,
yang sedang mendalami ilmu agama agar nantinya memiliki bahan tulisan yang berbobot
serta Lihar Amin yang sedang menyusun buku nonfiksinya. Semua anggota kopdar
punya hal-hal yang ingin ditekuni dalam menulis.
Dari hasil sharing kami, saya merunutkan menjadi beberapa
bagian. Supaya menjadi penulis tangguh, seseorang tidak hanya butuh bakat dan
kebiasaan menulis yang baik. Poin-poinnya antara lain sebagai berikut.
·
Siap
gagal, tapi juga harus siap berhasil
Mental baja, itulah yang
harus dimiliki seseorang yang ingin terjun di dunia menulis. Baik menulis di
media massa, menulis buku atau ngeblog, mental tangguh ini harus dicamkan di
kepala. Kegagalan jangan sampai membuat patah semangat dalam menulis, namun ada
satu hal penting lagi yaitu siap berhasil. Keberhasilan jangan lantas membuat
diri menjadi lupa daratan dan sombong. Kita harus terus mengasah kemampuan serta
mau belajar hal baru. Jangan terbebani dengan keberhasilan pertama. Anggaplah
prestasi sebagai batu loncatan ke prestasi berikutnya. Hadapi dengan rendah
hati dan rileks.
Kopdar FAM Surabaya |
·
Mulai
menata hati menghadapi haters
Ketika karya tulis kita
semakin dikenal luas, akan banyak respon yang akan kita terima. Dari para
pengagum dan pembenci akan banyak terlontar kalimat yang tidak kita duga. Terutama
adalah bagian menata hati saat muncul haters yang berusaha menyerang kita. Jika
kritik terhadap karya, masih saja bisa kita terima sebagai proses perbaikan,
namun jika diri yang dijadikan sasaran, pasti akan menimbulkan perasaan kesal
ataupun marah. Kontrol amarah jangan sampai kita balas menyerang pribadi
haters. Ekspresikan menulis amarah itu lewat tulisan memotivasi baik lewat status
atau karya yang bisa dinikmati banyak orang. Tulisan kita bermanfaat, haters
mungkin akan semakin benci. Anggap saja haters sebagai fans yang tertunda.
·
Menulislah
dengan passion, bukan karena apa kata orang
Menekuni dunia menulis
juga akan memuncukan satu pertanyaan, apakah tulisan kita akan disukai orang? Wajar
saja jika kecemasan itu muncul. Siapa sih yang tidak ingin karya tulisnya bisa
diterima masyarakat? Namun jika kita terus khawatir, bisa jadi kita tak akan
menulis. Tulislah hal yang kita pahami dan kita sukai. Jika kita tidak menyukai
apa yang kita tulis, pasti malas dan bosan akan sering melanda. Bagaimana kita
bisa membuat orang lain menyukai tulisan kita jika kita sendiri tidak menyukainya?
·
Penulis
masa kini harus melek teknologi
Bukan zamannya lagi untuk
saklek pada dunia kertas dan juga cetak. Banyak media yang bisa dijadikan lahan
kita menulis. Jangan heran jika koran online, majalah online dan juga penulis
blog sudah semakin banyak diminati pembaca. Penulis harus paham dengan perkembangan
teknologi supaya tetap berkarya lewat media apa saja.
Penulis tangguh
itu tidak hanya dilihat dari deretan karyanya tetapi juga mental serta
attitudenya. Mari terus berkarya!
4 komentar
Menulis untuk ibadah agar hasilnya barokah dan kita tetap on the right track
Terima kasih tipsnya yang bermanfaat
Salam hangat dari Jombang
terima kasih sudah mampir pakde :)
Terima kasih tipsnya Mbak Reffi..Lengkap sekali. Tangguh itu butuh proses dan perjalanan panjang ternyata ya..hahaha..Baru kalah lomba atau ditolak media saja kadang sudah mau mundur teratur saya :D
hehe, harus tangguh mbak semoga kita bisa makin semangat nulisnya :)
Posting Komentar