source: Google |
Pernah tidak, anda mendengar sebuah ungkapan menyalahkan
yang kira-kira bunyinya begini,”Aku sekarang ngalamin kegagalan ya karena
dijegal si anu, dikasih beban yang overload sama si itu, atau difitnah sama si
ini,”. Kegagalan atau kejatuhan yang dialami, dijustifisikasikan akibat
tindakan buruk orang lain. Dan tanpa sadar saya dan mungkin anda juga pernah atau sering melakukannya. Sebagai
sebuah tindakan alami, manusia memiliki metode pertahanan diri jika sedang
dalam kondisi terpojok, salah satunya adalah menyalahkan keadaan termasuk
menyalahkan orang lain.
source: Google |
Mungkin di beberapa kasus, ada pengaruh atau tindakan tidak
baik orang lain yang bisa menjadi batu sandungan dalam hidup kita. But,
in every life always appear the antaghonist side. Bisa jadi orang lain
menjadi malaikat atau malah musuh kita, dan sebaliknya bisa saja kita yang menjadi
dewa penolong atau malah dianggap sebagai iblis bagi orang lain. Dalam hidup
selalu ada yang namanya masa tersakiti sekaligus terselamatkan. Lantas
bagaimana seharusnya kita bersikap? Gunakan akal dan hati secara seimbang.
Saat terjadi suatu hal yang kurang menyenangkan, sebelum
berkoar menyalahkan keadaan dan juga orang lain, berhentilah untuk diam
sejenak. Apa mungkin sikap atau perilaku kita sendiri yang masih memicu
ketidakberhasilan? Barangkali kebiasaan buruk atau kurang disiplinlah yang
membuat kita gagal. Mungkin saja karena kita malas memperbaiki diri, makanya
ada saja ketidakberhasilan yang menghadang. Apabila ada orang yang berniat
untuk menjegal, kita boleh marah namun jangan sampai merendahkan martabat diri
kita sendiri. Sifat terlalu merasa pintar dan merasa bahwa orang lain tidak
secerdas atau sehebat anda, sampai tidak mau terbuka pada kritik, ialah sebuah
karakter yang juga tidak baik.
Membalas orang yang menyakiti dengan kelicikan yang sama? Tidak
mau introspeksi pada kesalahan atau kekurangan lantas berkoar pada banyak orang
jika anda telah didzalimi? Membentuk aliansi untuk ikut membenci orang yang anda
anggap sudah menyakiti? Saya hanya bisa bilang, itu tindakan PENGECUT.
Alih-alih membalas tindakan buruk, abaikan saja para pengganggu
dan maju berkarya pada bidang yang anda cintai. Seperti halnya kebaikan,
keburukan seseorang juga akan terungkap sendirinya tanpa perlu anda mencari
bukti. Anda juga tidak perlu meyakinkan orang lain kalau anda punya hati baik. Terlalu
mengoarkan kebencian, menandakan anda belum move on dan juga memang terpengaruh
oleh tindakan orang lain. Gagal? Bangkit saja, tanpa perlu banyak menyindir
sana-sini. Sebab orang yang berniat jahat pada anda akan merasa menang jika
melihat anda terpuruk dalam kesedihan atau kebencian yang dalam. Tunjukkan pada
mereka, jika anda masih bisa menyapa dengan senyum. Pemenang adalah yang bisa
membuat musuhnya segan tanpa perlu banyak kalimat.
Mari belajar bersikap dewasa.
source: Google |
4 komentar
saya suka dengan artikelnya mbak dan menurut saya artikelnya bermanfaat :)
ehh jangan lupa mampir ke blog saya robbybie.com ya ^_^ hehehe
betul sekali kawan, intropeksi diri itu memang kadang sulit karena keegoan kita sendiri
kalimat terakhir ini mengena "Pemenang adalah yang bisa membuat musuhnya segan tanpa perlu banyak kalimat"
salam sehat dan semangat
setuju sekali mbak, memang jangan saling menyalahkan. tapi saling mengigatkan itu lebih baik
salam kenal... sukses
Posting Komentar