![]() |
seremonial penyerahan sertifikat |
Sewaktu mendapat telepon mengejutkan minggu lalu, saya sampai berhenti menghela napas dan menanyakan sekali lagi apakah benar berita baik itu? Saya lulus ujian Noryokushiken level 2 atau biasa disingkat N2 saja.
Perlu diketahui, N2 adalah ujian kemampuan bahasa Jepang yang di dalam tesnya meliputi ujian kanji, tata bahasa, kosakata, bacaan dan juga mendengarkan. Dalam uji kemampuan bahasa Jepang, level 2 dan level 1 adalah tingkatan yang bisa diraih seorang pembelajar untuk bisa dikatakan sebagai expert (termasuk tingkatan tertinggi dari lima level yang ada). Noryokushiken diselenggarakan oleh The Japan Foundation dan Japan Educational Exchanges and Services tiap Juli dan Desember.
Kembali lagi ke masalah telepon tadi. Yang menelepon saya untuk memberi kabar tentang kelulusan tersebut adalah salah satu staf konjen Jepang Surabaya. Rasa-rasanya waktu berhenti sejenak, dan tanpa terasa saya menangis karena terlalu gembira. Bagi sebagian orang pasti hal ini terasa menggelikan, tetapi tidak ada yang tahu betapa inginnya saya lulus sejak ujian N2 untuk pertama kali, mungkin sekitar tiga tahun lalu.
Dan selama tiga tahun itu, saya harus menelan kekecewaan karena lagi-lagi saya gagal, lagi-lagi saya tidak lolos ujian sementara beberapa kawan yang ujian bersama saya sudah lulus terlebih dahulu.
Mengapa saya begitu ingin lulus N2? Padahal, pada kenyataannya, saya toh juga sudah bisa bekerja dengan sertifikat N3 saya (syarat minimal untuk bisa bekerja sebagai penerjemah sebenarnya N2, tetapi ada juga yang mengizinkan dengan sertifikat N3 dan tergantung hasil wawancara berikutnya).
Jawabannua adalah karena ada impian lebih besar dari hanya sekedar lulus. Tiap tahun saya punya beberapa target yang tertulis di kertas impian dan alhamdulillah satu per satu bisa tercapai, tetapi entah kenapa yang lulus N2 ini butuh waktu agak lama untuk terwujud.
Setelah lulus N2, saya ingin merencanakan untuk membuat buku pelajaran bahasa Jepang sendiri, membangun kursus bahasa Jepang dan Inggris plus sekolah menulis, melanjutkan pendidikan master, dan masih banyak lagi. Lebih dari itu, saya hanya ingin bisa bekerja mandiri suatu hari nanti. Bisa jadi saat berkeluarga dan sudah tak bisa bekerja di kantor, saya bisa mempergunakan sertifkat saya untuk menjadi penerjemah freelance.
Ibaratnya lulus N2 adalah fondasi awalnya karena dengan lulus level ini, instansi dan klien akan lebih yakin dengan kemampuan bahasa Jepang kita, meskipun tentu dibutuhkan kemampuan yang sesungguhnya tidak hanya ujian tertulis saja.
Tantangan Dalam N2
Bagian tulisan ini merupakan bagian baru yang saya tulis pada Oktober 2024. Menurut saya, setelah lulus N2 dan menjadi penerjemah, ada hal-hal yang menjadi tantangan ketika belajar mandiri di sela kesibukan pekerjaan.
Butuh Wawasan Lebih Luas
Kalau kamu ingin menaklukkan JLPT N5 sampai N3, maka menggunakan buku teks sudah lebih dari cukup. Saya belajar dan lulus hanya dalam satu kali ujian di N4 dan N3 menggunakan buku-buku yang saya miliki.
N2 dan N1 memiliki jumlah kanji dan tata bahasa berbeda, tetapi ada satu hal yang sama. Pembelajar harus mau membaca beragam artikel terkini, buku apa saja, sampai mendengarkan siaran berita dalam bahasa Jepang. Wawasan sehari-hari inilah yang akan muncul di soal-soal JLPT N2 dan N1.
Teks Bacaan yang Makin Sulit
Karena soal-soal yang masuk kebanyakan dari koran, artikel, hingga siaran berita, tentu saja untuk bagian Dokkai jadi jauh lebih rumit. Dokkai bisa membuat kepala pusing. Ini yang saya alami, makanya sampai butuh tiga tahun untuk lulus. Saat saya lulus N2, saya memperbanyak aktivitas membaca artikel di website dan jadi terbantu karena pekerjaan di kantor juga terus menerjemahkan.
Tips Lulus N2
Setelah tahu tantangannya, bagaimana caranya untuk bisa lulus JLPT N2 secara mandiri? Apa yang saya lakukan ketika berkali-kali gagal? Ini beberapa hal yang saya terapkan.
1. Bersabar dan mereview kembali
Sedih pasti ketika tahu masih saja gagal dalam ujian yang dilakukan setahun sekali serentak di beberapa kota di seluruh dunia ini. Saya tarik nafas sejenak, mereview kembali semua pelajaran saya. Rasa-rasanya tidak ada yang luput, tapi dari poin yang paling kurang, saya berusaha memperbaiki proses belajarnya.
Kamu bisa menggunakan aplikasi JLPT Test yang bisa diunduh di Playstore. Lakukan tes pada semua bagian lalu lihat nilai yang paling jelek. Kamu juga bisa melihat nilai yang paling kecil di ujianmu yang gagal sebelumnya. Buat rencana belajar paling lama pada bagian yang paling jelek.
2. Tidak bisa kebut semalam
Saya pernah melakukannya dan hasilnya gagal total. Karena ingatan saya akan lebih bekerja baik jika proses belajar dilakukan secara bertahap, maka jangan melakukan sistem kebut semalam. Belajar kanji pada N2 tidak saya lakukan dengan mencatat seperti pada N4 dan N3 karena keterbatasan waktu selama bekerja. Saya memilih untuk melakukan hapalan dari aplikasi dan membaca teks artikel berita atau buku lalu membuat flashcard di aplikasi Anki.
Membaca tata bahasa sambil membuat contoh kalimatnya, serta banyak mendengarkan lagu atau menonton video bahasa Jepang tanpa subtitle juga saya anjurkan. Keuntungan saya bekerja di tempat sekarang adalah banyaknya interaksi dengan orang Jepang sehingga pendengaran saya pun ikut terlatih.
3. Latih otot belajar
Apakah kamu pernah merasa mengantuk di tengah mengerjakan soal Dokkai? Saya juga. Paling bahaya kalau kamu mengantuk di sesi Chokkai karena ini bisa membuat daya fokusmu berkurang. Saran saya, setelah kamu menyusu terget belajar 15-20 menit per hari, masukkan sesi ujian penuh dalam dua minggu sekali.
Kamu harus beradaptasi dengan situasi ujian sesungguhnya. Unduh soal ujian-ujian lama di internet dan beri alarm sesuai aturan pada ujian JLPT. Latih ototmu agar tidak lelah di tengah ujian sesungguhnya.
4. Berdoa dan nothing to lose
Setelah beberapa kali gagal ujian, makanya di ujian bulan Desember 2015 lalu saya tidak lagi terlalu berambisi. Saya nikmati proses belajar, mengikuti ujian dengan rileks dan tetap berharap. Namun, saya tidak mau memasang target tinggi-tinggi. Hasilnya saya LULUS :D
Momen paling istimewa lainnya ketila lulus ujian N2 adalah mengikuti seremonial penyerahan sertifikat dari bapak Konjen Jepang Surabaya pada 12 April 2016 lalu. Dari 58 orang yang lulus N2 dan N1, ada sekitar 39 orang yang bisa hadir, termasuk saya.
Akhirnya, angan-angan saya ketika berjalan dari tempat duduk, nama saya dipanggil dan menerima sertifikat langsung dari Bapak Konjen Yoshiharu Kato bisa terwujud nyata. Ini bukan lagi mimpi! Akhirnya saya menjadi golongan dari orang-orang yang lulus ujian dari ratusan orang yang gagal.
Kegagalan kini menjadi pelatih saya yang paling tangguh.
Kini ada satu tahapan lagi yang harus saya lalui yaitu tingkatan paling sulit dari Noryokushiken yaitu N1. Sambil merintis mimpi lainnya tentu saja saya harus belajar keras. No pain no gain, dan saya yakin gagal itu bukan berarti kiamat, namun pelecut agar kita bisa belajar serta berlath lebih keras lagi.
Pada bagian penutup ini, saya informasikan jika tulisan saya update pada 13 Oktober 2024. Silakan unduh mini ebook 'How to Be Interpreter' di sini.
9 komentar
Selamat mbak! Temenku yg ambil N3 aja gagal. Kanjinya memang yang katanya sulit.
tetep semangat buat temennya ya :)
selamat ya, sukses selalu
Mbak Reffi pakai buku apa ?
Minna no nihongo ?
Saya juga mau ikut ujian N2 bulan desember ini...
kalau N2 pakai bukunya Gakushudo aja, sama pakai aplikasi N2 di playstore
Untuk bisa lulus N2, dari awal banget mba belajar bahasa Jepang sampe mba lulus N2 butuh waktu berapa lama ya?
Saya masih newbie nih mba dan baru belajar otodidak 1 tahun, jadi baru berani ambil N4 Juli besok hehe
saya belajar 4 tahun hahaha,,itu juga gagal 4 kali, makanya benerin strateginya
Kapan buka kelas onlinenya, mbak?
tunggu mbak, saya masih nyusun yaa hehe
Posting Komentar