Hadiah untuk
Mama? Hmm, agak bingung menjawabnya. Mama
adalah sosok yang selalu menginspirasi saya dan keluarga. Bahkan Mama jugalah
yang mendorong agar saya mau terus giat belajar dan berprestasi. Dari zaman
masih sekolah, senyum kebanggaan Papa dan terutama Mama yang rutin mengambil
rapor, adalah hal yang berkesan buat saya.
Apa sih yang
bisa saya berikan untuk Mama yang tanpa lelah menjaga, mendidik dan mendampingi
tumbuh kembang anak-anaknya tanpa uang lembur? Makanya, saat masih sekolah dan
kuliah, saya berusaha keras menjadi salah satu yang terbaik, supaya Mama tidak
sedih melihat nilai rapor saya. Selepas wisuda dan diterima bekerja, barulah
saya mulai bisa memberikan hadiah-hadiah kecil dari gaji saya sendiri.
Beberapa kali
saya menghadiahi Mama sandal cantik yang bisa dipakai untuk acara hajatan atau
jalan-jalan santai. Tiap kali Mama mengenakannya dan ketika ada yang bertanya
beli di mana, Mama sering cerita,”Ini dibelikan anak saya.” Kadang-kadang saya
protes, karena hadiah sederhana itu tidak terlalu mahal, jadi malu saja kalau
diceritakan. Namun lagi-lagi Mama membuat saya makin terharu.
“Mau mahal ataupun murah, hadiah dari
anak yang diperoleh dari gajinya sendiri itu sudah sangat membahagiakan. Itu artinya
kamu masih ingat orang tua,” kata Mama.
Setelah anak-anaknya beranjak dewasa, bukannya kesibukan
berkurang, Mama malah lebih aktif berkegiatan di desa. Mulai dari arisan sampai
menjadi anggota inti PKK. Aktivitas Mama yang mengharuskan bertemu dengan banyak
orang, menimbulkan sedikit masalah. Mama tidak punya ponsel dan selama ini
hanya mengandalkan telepon rumah. Jadi, ketika ulang tahunnya di bulan Mei
tahun lalu, saya membelikan Mama ponsel. Meskipun bukan jenis smartphone, Mama
sangat senang menerimanya. Senyum cantiknya terkembang karena kini aktivitas
sosialnya semakin mudah.
Di tahun
baru ini, ada satu benda lagi yang ingin sekali saya berikan untuk Mama, yaitu
mesin cuci. Mesin cuci lama yang kabel-kabelnya sudah rusak karena usia
(mungkin seumuran adik saya, sekitar 19 tahunan), sudah tidak bisa dipakai
lagi. Mama yang sudah bekerja keras sejak kecil, mencuci dengan tangan pakaian
keenam adiknya dan juga milik orang tua, kini merasakan efek yang tidak bagus
untuk urat-urat tangannya. Tangan Mama sakit dan linu jika digunakan
berlebihan. Makanya, sekarang Mama lebih sering membawa pakaian kotor di tempat
laundry.
Memberikan hadiah
itu memang tidak serta-merta membalas semua jasa-jasa Mama. Tetapi paling
tidak, beban Mama sedikit terangkat. Apalagi kini sudah banyak bermunculan
toko-toko online seperti Moxy Indonesia, yang menawarkan beraneka ragam
kebutuhan perempuan dan juga keluarga. Mama yang suka mengoleksi alat-alat
rumah tangga juga bisa memilih perabotannya di Moxy Indonesia. Ah, semoga saja
rencana saya untuk hadiah di tahun ini bisa tercapai. Melihat senyum cantik
Mama karena hadiah sederhana ialah hal yang paling indah. Semoga bisa :)
Tidak ada komentar
Posting Komentar