Aku tak tahu
Gelitik apa yang mengganggu dalam dadaku
Kecepatan detak dan tarian kupu-kupu dalam lambungku
Sungguh biaskan pias
Dimulai dari
Pesta yang riuh jadi senyap
Taktala suaramu membisiki gendang telingaku
Dan aku begitu riang
Hanya dengan sebuah potretmu
Senyum dikulum
Membuatku lari ingin memeluk
biar jadi milikku
Gelegar tawamu
Amarah yang membakar wajahmu
Atau malu yang terhimpun ketika menatapku
Menjadi mimpiku sehari-hari
Kalian menyebutnya dengan satu kata
Hanya kita yang hobi berpura-pura
Tidak ada komentar
Posting Komentar