Banyak orang mengenal saya sebagai sosok
yang ekspresif dalam menyatakan sebuah pendapat. Hal itu memang tidak saya
pungkiri. Saya mudah berbicara lugas jika ada hal yang memang ingin saya
utarakan, apalagi jika berkaitan dengan kritik untuk sebuah kondisi yang tidak
sesuai dengan peraturan atau memberi saran kepada orang-orang terdekat. Namun,
meski dikenal sebagai pribadi ceplas-ceplos, sesungguhnya saya memiliki sisi
introvert yang lebih dikenal orang-orang terdekat. Karena dikenal sebagai sosok
ceria, saya jadi merasa malu jika menunjukkan kesedihan berlebihan. Alhasil,
jika mengalami sebuah masalah yang cukup berat, saya lebih memilih untuk
menyimpannya sendiri, atau jika sampai curhat pun tidak akan sampai seluruh
masalah bisa saya utarakan.
Dan seperti halnya manusia biasa lainnya,
saya membutuhkan sebuah tempat untuk tetap bercerita. Bagaimanapun masalah berat
itu membuat otak saya seringkali buntu dan justru tidak bisa bekerja dengan
baik, untungnya saya memiliki cara untuk menguraikan keruwetan masalah tersebut
lewat menulis.
Dengan menuliskan semua masalah lewat
esai, puisi, atau catatan random di notes facebook, laptop atau blog misalnya,
saya bisa mengurangi apa yang membebani hati dan pikiran. Karena saya membuat
tulisan dengan pusat perhatian penuh, setelah dibaca sendiri dan orang lain,
ternyata kalimatnya begitu tajam dan dalam. Dari situ saya bisa menarik kesimpulan,
jika lewat menulis sesungguhnya seseorang sedang melakukan self-healing atau
terapi pada diri sendiri. Akhirnya setelah dirasa tulisan mencukupi, saya berniat
untuk menerbitkannya menjadi sebuah buku. Salah satu buku solo saya yaitu
kumpulan puisi berjudul “Menyulam Senja”, lahir dari kegelisahan-kegelisahan
saya, rasa kecewa, patah hati, cemburu hingga jatuh cinta.
Pengalaman menarik lainnya yang saya dapat
ketika menulis adalah bisa menyentuh hati banyak orang tanpa harus bertemu
secara langsung. Banyak sekali orang-orang yang merasakan beban sedihnya berkurang
setelah membaca catatan saya di blog wordholic.com. Saya menuliskan banyak
pendapat dan pemikiran yang terjadi di kehidupan serta lingkungan sekitar di
blog ersebut. Tanpa sadar, dari dukungan, kritik dan juga harapan dari banyak
orang yang rutin membaca karya tulis saya, sebuah keberanian baru muncul
perlahan-lahan.
Jika sebelumnya saya sempat takut untuk
jatuh cinta dan patah hati lagi, saya jadi semakin optimis setelah menulis. Toh
selama ini, semua kegalauan itu akan semakin terkikis ketika saya bisa menumpahkannya
lewat tulisan. Tak disangka, meski sempat mengalami patah hati yang biasa-biasa
saja sampai yang membuat kepercayaan saya pada cinta menurun drastis, kini saya
bisa jatuh hati lagi dengan sosok berbeda dan cerita yang lebih unik pula.
Menulis adalah media saya untuk semakin mengenali diri sendiri termasuk mengupas
selapis demi selapis kekurangan serta kelemahan yang sering tidak saya sadari.
Berkarya lewa tulisan juga tak hanya
menjadikan diri saya bermakna tetapi juga mendapat pengalaman-pengalaman baru
yang sulit saya dapatkan jika tidak menulis. Lewat tulisan-tulisan di blog,
saya berhasil memenangkan beberapa kompetisi hingga berkenalan dengan
tokoh-tokoh penulis keren sekaligus
blogger jempolan. Pengalaman berharga yang sangat berkesan buat saya adalah
berhasil menjadi juara di kompetisi “One Day One Article” yang diadakan Indscript
Creative serta diundang menjadi pembicara di gathering Citizen Journalis Dompet
Dhuafa Surabaya. Masih banyak pengalaman asyik lainnya yang
tidak bisa saya ceritakan satu-satu di tulisan ini.
Kegagalan tentu pernah saya rasakan ketika
mengikuti lomba menulis. Tak jarang saya begitu kecewa ketika saya gagal,
tetapi karena kegagalan itu adalah hal yang lumrah dalam kompetisi maka kekecewaan
itu berangsur lenyap. Di samping kegagalan yang sering terjadi, keberhasilan
juga pernah saya cicipi. Semakin lama, kedewasaan pun tumbuh semakin baik di
benak saya. Ibaratnya, mengikuti kompetisi apapun itu juga sama dengan menjalani
kehidupan. Ada kalanya kita berada di posisi puncak, ada kalanya kita berada di
titik terendah. Meskipun tak menang, hasil karya itu bisa saya terbitkan menjadi
buku, dikirimkan ke media lain atau diposting di blog agar orang lain bisa
terhibur atau memetik manfaatnya.
Berkarya lewat tulisan juga bisa menembus
segala batasan yang sulit dicapai lewat lisan. Seperti saya yang tidak mudah
mengungkapkan masalah rumit, kini bisa lebih lega setelah menumpahkannya lewat
rangkaian kata penuh makna. Dengan menulis, kita bisa menyuarakan ide atau
gagasan unik tanpa harus takut didoktrin orang lain. Kita jadi berani bersuara,
kita semakin berani bercerita. Tetapi tetap jaga isi dan kualitas tulisan kita,
agar jangan sampai menyinggung orang lain atau menjatuhkan martabat. Bebaslah asal
sopan, meski lewat tulisan.
![]() |
sumber gambar: mycardous.com |
(Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis artikel penerbit Citra Gemilang tema Masih Muda, Harus Berkarya!)
1 komentar
bagi saya, menulis adalah melepaskan ide-ide ke dalam bentuk yang terlihat sebelum dia menjadi karat dalam otak yang menyebabkan ide-ide lainnya sulit untuk keluar... semangat menulis...
Posting Komentar