![]() |
sumber: centrum.org |
Menggambar gunung dengan matahari yang akan terbit
di tengahnya, pantai dengan gambaran matahari tenggelam dan menggambar manusia
hanya dengan tubuh bentuk garis, lingkaran atau segitiga adalah keahlian saya
dalam mendefinisikan alam sekitar. Ada keterbatasan yang saya miliki jika harus
diminta mendeskripsikan apa yang saya lihat menjadi sebuah bentuk gambar. Di
usia kanak-kanak, saya sudah sangat sadar jika tidak ada bakat menggambar dalam
diri saya.
Masalahnya, sejak kecil saya sangat suka
berimajinasi. Papa yang selalu membelikan majalah Donal Bebek dan juga
membelikan kaset laserdisc kartun Disney, membuat saya ingin bisa membuat
cerita indah melalui media gambar. Meskipun berusaha mencoba berkali-kali
tetap saja hasil gambaran saya tidak bisa seindah yang saya bayangkan.
Tak sengaja saya menemukan jalan untuk mengungkapkan
imajinasi itu lewat tulisan. Berawal dari curhatan iseng saya yang kadang kesal
jika Mama memarahi kenakalan saya, saya menemukan jalan untuk membuat imajinasi
itu menjadi nyata. Tulisan itu juga saya buat cerita fiksi meski berasal dari kisah
saya sendiri. Lantaran sejak kecil juga hobi membaca itu sudah tumbuh, saya
menjadi semakin suka mengkhayal dan membuat dongeng atau cerita pendek buatan
sendiri di lembar buku tulis kosong.
Lama-kelamaan karena teman-teman sekelas membaca
tulisan itu dan menyukainya, mereka ramai-ramai minta dibuatkan. Di kelas empat
SD, saya bisa melihat peluang jika menulis bisa dijadikan lahan bisnis. Maka saya
menggunting kertas bergaris menjadi dua bentuk persegi panjang, begitu pula
dengan kertas bufalo yang akan saya gunakan sebagai kover. Teman-teman akan
memilih jenis cerita apa yang akan saya tulis, dan saya memberikan tarif yang
berbeda-beda untuk tiap genre. Bisnis tersebut berjalan lancar sampai saya bisa
memiliki uang kas tabungan terbanyak di kelas.
Dari situlah saya sadar jika untuk menuangkan
imajinasi atau curahan hati, cukup dengan tulisan. Saya tak perlu membuat gambar
yang bagus karena memang saya tak memiliki bakat dan minat di dalamnya. Saya
terus berkhayal dan berlatih menulis di lembar-lembar kertas yang ada tanpa
pernah memiliki keberanian untuk mengirimkannya ke penerbit atau media massa.
Tulisan dan catatan mulai saya publikasikan melalui
Facebook dan juga situs jendelasastra.com. Tanpa sadar, hal tersebut menjadi
latihan yang sangat bagus untuk kemampuan tulisan saya. Pada tahun terakhir
kuliah 2013 lalu, saya bisa menghasilkan nominal yang lumayan dari menulis
artikel freelance website. Kemudian untuk pertama kalinya saya menghasilkan
karya antologi puisi pertama. Air mata haru menyeruak di mata ini. Dari situlah
saya terus-menerus berusaha berkarya sampai belasan antologi bersama terbit dan dua buku solo juga sudah
mencatatkan nama saya sebagai penulis. Beberapa lomba kepenulisan berhasil saya
menangkan, bahkan novel perdana saya berhasil lolos menjadi 10 karya terbaik di
sayembara penerbit indie AGPublishing.
Masih banyak impian yang ingin saya gapai. Menerbitkan
buku di penerbit mayor, karya tulis yang dijadikan film dan memiliki
karya-karya yang best seller. Bagi kalian yang memiliki mimpi menjadi penulis,
teruslah pupuk mimpi itu karena kesempatan untuk berkarya sudah semakin luas. Kita
bisa berkarya di penerbit indie seperti Rasi Book dan penerbit mayor atau
berkarya melalui media massa. Percayailah mimpi itu, terus berlatih dan rasakan
jika jalan untuk sukses sudah semakin dekat di depan mata.
Keep dreaming, practising then reach your success!
8 komentar
bagus, teruslah menulis jejakkan kisah lewat goresan pena ^_^
Yap,,makasii buat semangatnyaa :-)
Tetap semangat menulis :-)
Waaah kereeen pengalaman menulisnya..sharing donk ginana caranya bsa jadi penulis freelance utk artikel web...O y sy do'akan cita2nya tercapai yaaa:)
yap...semangaaat :D
Berikutnya akan saya share mbak...tengkyuu :D
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya, mbak. terima kasih juga sudah sharing cerita ini. semakin bersemangat aja aku, hehehe...sukses selalu ^^
si-emak.blogspot.com
sama2 mbak,,,happy writing :)
Posting Komentar