Judul Buku : Semarak ECA
Penulis : Reffi Dhinar, Rere Z. & ECA Lovers
Jumlah halaman : 214 halaman
Tahun terbit : Cetakan Pertama, Maret 2014
Penerbit : AE Publishing
Ingin mendapatkan cerita dengan beragam tema tanpa membeli
buku lebih dari satu, maka buku Semarak ECA ini layak anda baca. Dari grup
menulis ECA (Es Campur) yang dikelola oleh AE Publishing, buku ini terlahir
dengan beraneka keunikan. Dari audisi menulis yang diselenggarakan sejak awal
Januari 2014 lalu dan diikuti ratusan penulis dari Indonesia, grup ECA
menyeleksi secara bertahap dan memberi tema yang berbeda untuk tiap peserta
yang lolos di tiap tingkatannya.
Audisi pertama membebaskan penulis untuk posting flash fiction dengan batasan yang telah
ditentukan. Ratusan karya lalu disaring menjadi tiga puluh karya saja yang
lolos. Cerita-cerita yang dibuat memiliki twist
menarik dan mengundang rasa ingin tahu untuk membaca hingga habis. Coba saja
buka halaman 4, cerpen berjudul Bayang
karya Zezana Andari. Dalam cerpen tersebut, pembaca akan dibawa hanyut dengan
kesedihan tokoh utamanya yang tidak mendapat cinta dari suaminya. Di akhir
cerita pembaca akan dibuat terkejut karena tokoh Aku ternyata telah meninggal.
Sebuah kisah cinta dramatik tragedi yang menunjukkan pada kita. Hargailah orang
yang tulus mencintai kita, sebab bisa jadi kita akan menyesal jika orang
tersebut telah pergi tanpa pernah kembali lagi.
Tak melulu tema cinta yang menjadi topik favorit di audisi
tahap pertama. Tema horor hingga filosofis juga diangkat dan dieksekusi dengan
cantik oleh penulisnya. Coba baca cerpen karya Daruz Armedia yang berjudul Kiri
Kanan Kulihat Saja, Banyak Pohon Terluka di
halaman 40, yang mengangkat tema penebangan hutan. Baca juga cerpen berjudul Bimbel Angker karya Gemintang
Halimatussadiah, bulu kuduk dibuat merinding setelah menyelesaikan cerpen
singkat tersebut.
Audisi tahap ketiga menyaring penulis hingga tersisa dua
puluh orang. Penulis yang lolos diwajibkan untuk membuat tema cerpen baru dengan tema misteri.
Betapa serunya saat pembaca dibuat menebak-nebak misteri apa yang tersembunyi
di tiap cerita. Setelah melihat judul cerpen, pembaca akan penasaran untuk
mencari jawaban dari misteri yang dikisahkan. Cerpen karya Dian Kartina di
halaman 59 yang berjudul Bangunan Tua,
mengangkat misteri dari mitos masyarakat setempat. Anggapan bahwa bangunan
kosong adalah tempat yang angker, menumbuhkan kesan jika ada banyak arwah
penasaran yang menghuninya. Ternyata tempat tersebut riuh karena anak-anak
gelandnagan tinggal di dalamnya. Cukup menyentuh. Penggemar cerita hantu masih
akan menemukannya di beberapa cerpen menarik seperti di halaman 104 karya Nur
Cahyani dalam cerpen berjudul Ting.
Tensi tegang sedikit diturunkan dengan tema cerpen di audisi
berikutnya yakni patah hati. Cinta dan patah hati adalah tema universal yang
menjadi tema favorit penulis manapun. Dan meskipun ada alur cerita yang mirip,
penulis terpilih di audisi tahap ketiga ini dapat mengolah ceritanya tetap
otentik dan menyentuh. Sebut saja cerpen karya Utep Sutiana yang berjudul Annabella Orchid di halaman 114. Cerpen tersebut
memiliki kekhasan dari pemilihan diksi dalam narasinya. Tokoh Aku seolah sedang
melakukan monolog dengan kilasan flashback
yang tercermin dalam petikan-petikan dialognya. Sebuah teknik yang cukup
mengesankan.
Lepas dari suasana mengharu biru dan penuh luka akibat patah
hati, ketegangan pembaca dicoba untuk dinaikkan lagi dengan tema thriller. Beberapa cerpen dalam tema ini
sepertinya terinspirasi dari film thriller khas hollywood dengan adegan sadis, seperti cerpen karya Maya Luca
Izecson yang berjudul Diari Kematian
dan cerpen berjudul Revenge karya
Rere Zivago. Tak hanya mengedepankan unsur ketegangan dan sadisme, tiap cerpen
membawa pesan terselubung yang tetap membawa perenungan. Betapa dendam adalah
sebuah bibit penyakit membahayan dalam hati manusia. Prasangka buruk yang
dibiarkan tanpa memiliki tendensi yang jelas juga dapat membahayakan nyawa
orang lain.
Tiba pada audisi terakhir, pembaca akan dibawa untu
menjelajah melampaui satu abad, menuju abad 23. Lima penulis terpilih ditantang
untuk mengembangkan imajinasinya. Pembaca akan dibuat terkejut, betapa liarnya
imajinasi yang dibuat oeh para penulis. Cerpen The Grounder karya Reffi Dhinar di halaman 171, mengisahkan
perbedaan cara hidup manusia bawah tanah dan yang tinggal di atas tanah. Empat cerpen
lainnya juga akan membawa dunia baru dengan detil yang indah. Kita akan diajak
menuju dunia dimana manusia berjuang hidup dengan teknologi super canggih.
Benar sekali jika buku ini sangat semarak. Isinya tak bisa dianggap remeh.
Pembaca dapat menemukan tak hanya cerita dengan beragam tema dan gaya bahasa
tetapi juga fenomena kecil hingga besar yang sering terjadi di lingkungan
masyarakat kita. Selamat membaca.
Tidak ada komentar
Posting Komentar