Seringkali
kita berdecak kagum dengan keglamoran hidup orang lain, kesempatan orang lain
yang sangat kita inginkan sampai ingin mendapatkan sama persis. Tetapi, ketika
mencoba atau Tuhan belum membukakan jalan kesempatan, sontak hati ini diliputi
rasa iri. Iri memiliki efek positif, jika kita menjadi lebih bersemangat untuk
berbuat lebih. Sebaliknya, iri juga bisa menjadi racun hati, jika kita lupa
bersyukur dan hanya memandang kelebihan orang lain hingga mengabaikan nikmat
yang Tuhan berikan. Bahaya!
Rasa
iri tak selalu muncul dari rasa kekurangan atau rendah diri. Kesombongan terhadap
kemampuan diri dan meremehkan kemampuan orang lain, dapat memicu penyakit hati.
Misalnya, karena merasa diri lebih cerdas dari orang lain, lantas cemburu
dengan rezeki orang lain yang dianggap tidak setara. Awas! Ini tanda jika rasa
iri disebabkan kesombongan yang tanpa sadar tumbuh. Coba hayati dan resapi,
kita telah memiliki karunia yang lebih dari cukup. Makan, minum dan mencari
nafkah dengan jalan yang dimudahkan. Apakah pantas karunia-karunia sebesar itu
kita lupakan, hanya karena rasa iri dan sombong? Sungguh merugi.
Yuk,
kita bersih-bersih hati. Berusaha keras harus diimbangi dengan rasa syukur agar
kita tidak takabur. Ini adalah pelajaran pendewasaan seumur hidup. Ada kalanya
kita melakukan atau merasakan hal yang buruk, namun percayalah di dunia berlaku
hukum tarik-menarik. Kosongkan gelas pikiran kita, penuhi dengan sikap positif.
Tidak ada ruginya mengupayakan dari sekarang.
2 komentar
"Kosongkan gelas pikiran kita, penuhi dengan sikap positif. Tidak ada ruginya mengupayakan dari sekarang." bener banget :)
kunjungi juga ya http://fandhyachmadromadhon.blogspot.com/
thanks telah berkunjung :D
Posting Komentar