Rangking satu, nilai rapor dengan rata-rata 9 ke atas atau nilai IPK tiga koma atas seringkali membuat seseorang dilabeli sebagai pribadi yang cerdas, pintar atau jenius. Nyatanya, kecerdasan yang tertera di selembar kertas tersebut tidak selalu menunjukkan kualitas kecerdasan sesungguhnya. Lulusan terbaik di dunia akademik, juga bisa dikalahkan oleh orang-orang yang memiliki keahlian khusus di bidangnya. Para penemu besar dunia, berhasil menciptakan karya-karya besar tak hanya bermodalkan IQ tinggi. Lantas apa kabar dengan kita yang tidak memiliki otak dengan standar jenius dan prestasi biasa-biasa saja? Bukankah otak manusia itu didesain Tuhan sama bagus dan canggihnya? Apa kita tidak bisa mengubahnya?
Ada salah satu cara agar kecerdasan kita terasah, yaitu dengan menulis. Kok bisa? Bukan berarti dengan menulis maka nilai rapor kita akan mnejadi bagus, tentunya jika ingin menjadi juara pertama di kelas, kita harus belajar semaksimal mungkin. Kecerdasan yang saya maksud adalah kecerdasan berpikir sistematis, menganalisis masalah serta mengolah ide yang ada di dalam otak.
Pada awalnya, tulisan kita mungkin akan terkesan berantakan dan tidak memiliki alur yang menarik. Tetapi jika kita terus berlatih, maka lambat laun tulisan kita pun akan semakin baik. Apa kunci agar kita makin terampil? Selain menulis, kita wajib memperkaya wawasan dengan bacaan. Menulis juga membutuhkan teknik dan cara tersendiri agar tetap berbobot tapi menarik dibaca. Seorang penulis fiksi pun harus belajar bagaimana menciptakan paragraf pembuka yang menarik, membuat karakter atau tokoh yang hidup dalam cerita, belajar menghidupkan setting, dan lain-lain. Misalnya seorang penulis menceritakan tentang kota Mesir, tentunya ia harus melakukan riset dari berbagai sumber entah lewat buku atau media online. Seorang penulis harus bisa mempertanggungjawabkan karyanya. Begitupula dengan penulis nonfiksi. Data dan sumber yang disertakan juga harus valid serta kredibel.
Penulis akan belajar menyusun tulisan secara runtut. Bagi penulis artikel, ia belajar membuat problem solving dari pemasalahan yang dijadikan tema tulisan. Bagi penulis fiksi, ia belajar menciptakan klimaks sampai penyelesaian yang harus menarik minat pembaca hingga akhir. Dari proses tersebut, kreativitas akan semakin terasah dan otak kita makin terlatih. Aktivitas membaca dan menulis yang dilakukan terus-menerus, membuat kecerdasan berpikir kita makin terasah. Bahkan menurut penelitian para ahli, menulis bisa meningkatkan daya kerja otak, menghalau penyakit demensia seperti kepikunan serta mengurangi stres.
Menjadi penulis pun akan meningkatkan personal branding kita. Menulis juga bisa dijadikan alternatif mencari uang tambahan tanpa harus bersusah payah menguras keringat. Ingin cerdas sekaligus keren? Yuk menulis dari sekarang.
Ada salah satu cara agar kecerdasan kita terasah, yaitu dengan menulis. Kok bisa? Bukan berarti dengan menulis maka nilai rapor kita akan mnejadi bagus, tentunya jika ingin menjadi juara pertama di kelas, kita harus belajar semaksimal mungkin. Kecerdasan yang saya maksud adalah kecerdasan berpikir sistematis, menganalisis masalah serta mengolah ide yang ada di dalam otak.
Pada awalnya, tulisan kita mungkin akan terkesan berantakan dan tidak memiliki alur yang menarik. Tetapi jika kita terus berlatih, maka lambat laun tulisan kita pun akan semakin baik. Apa kunci agar kita makin terampil? Selain menulis, kita wajib memperkaya wawasan dengan bacaan. Menulis juga membutuhkan teknik dan cara tersendiri agar tetap berbobot tapi menarik dibaca. Seorang penulis fiksi pun harus belajar bagaimana menciptakan paragraf pembuka yang menarik, membuat karakter atau tokoh yang hidup dalam cerita, belajar menghidupkan setting, dan lain-lain. Misalnya seorang penulis menceritakan tentang kota Mesir, tentunya ia harus melakukan riset dari berbagai sumber entah lewat buku atau media online. Seorang penulis harus bisa mempertanggungjawabkan karyanya. Begitupula dengan penulis nonfiksi. Data dan sumber yang disertakan juga harus valid serta kredibel.
sumber : |
Penulis akan belajar menyusun tulisan secara runtut. Bagi penulis artikel, ia belajar membuat problem solving dari pemasalahan yang dijadikan tema tulisan. Bagi penulis fiksi, ia belajar menciptakan klimaks sampai penyelesaian yang harus menarik minat pembaca hingga akhir. Dari proses tersebut, kreativitas akan semakin terasah dan otak kita makin terlatih. Aktivitas membaca dan menulis yang dilakukan terus-menerus, membuat kecerdasan berpikir kita makin terasah. Bahkan menurut penelitian para ahli, menulis bisa meningkatkan daya kerja otak, menghalau penyakit demensia seperti kepikunan serta mengurangi stres.
Menjadi penulis pun akan meningkatkan personal branding kita. Menulis juga bisa dijadikan alternatif mencari uang tambahan tanpa harus bersusah payah menguras keringat. Ingin cerdas sekaligus keren? Yuk menulis dari sekarang.
5 komentar
Salah satu tujuanku ya menulis :)
iya, awal-awalnya kalau nulis saya masih berantakan banget. tapi lama kelamaan bisa jadi lebih rapi dan nggak berantakan. menulis bisa membuat kita punya keterampilan menyusun kata :))
Karena penulis yang baik adalah pembaca yang banyak. :))
Menulislah! Semangat menulis semuanya, selamat belajar ^^
happy writing mbak titis :D
Posting Komentar